~•52. Ada Rindu•~

67.8K 4.9K 238
                                    

"Mas, Sena mau ke rumah Ummi," pinta Sena ketika mereka sedang duduk di ruang tengah.

"Sekarang?"

"He'em," angguk Sena.

Rafa tau meskipun Sena sudah menikah dengannya tetap saja Sena tidak bisa jauh dari keluarganya. Untung saja suaminya masih orang dekat, bagaimana jika ia memiliki suami yang berbeda pulau? Atau negara.

"Ayo!" ucap Rafa seraya bangkit dari duduknya dan merogoh saku celananya untuk mengambil kunci mobil.

Sena menatap Rafa yang sudah lebih dulu berjalan. Ia sangat beruntung mempunyai suami seperti Rafa, yang sangat pengertian dan jika Sena minta sesuatu, Rafa langsung dengan sigap menurutinya.

Sena berlari mensejajarkan langkahnya dengan Rafa dan menempelkan badan mungilnya di tangan kekar Rafa.

"Sen, tutup jendelanya," ucap Rafa yang melihat Sena sedang bermain-main di luar jendela mobilnya.

"Kenapa?" tanya Sena seraya menengok ke arah Rafa.

"Banyak polusi." Rafa tau, benar-bener tau jika polusi sangat tidak baik untuk kesehatan, oleh karena itu Rafa tidak mau jika Sena jatuh sakit.

"Ngga kok, lagian jalanan sepi gini," ucap Sena seraya mengulurkan tangannya untuk bermain dengan udara sore yang lumayan sejuk.

"Mas, pulangnya nanti malem aja ya?" Jujur Sena ingin berlama-lama di rumah Laila, ia rindu suasana rumahnya.

"Iya." Rafa mengerti ia tahu betul Sena sedang merindukan rumahnya. Apalagi selama ini ia jarang mengunjungi rumah Laila, karena Rafa sibuk di kantor dengan urusan karyawannya yang korupsi.

Rafa melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Nyampe," ucap Rafa ketika memarkirakan mobilnya di teras rumah Laila.

"Assalamualaikum,"ucap Rafa dan Sena ketika sudah sampai di depan rumah Laila.

"Waalaikumsalam," ucap seseorang dari dalam rumah.

"Abi ...," teriak Sena ketika melihat Syakuro yang membukakan pintu. Sena segera memeluk Syakuro dengan erat.

"Sena ...." Syakuro balas pelukan Sena.

"Malu sama suami kamu, sudah nikah masih saja manja," ucap Syakuro seraya melihat ke arah Rafa.

Sena menatap Rafa dan melepaskan pelukannya.

Rafa mencium tangan Syakuro.

"Repot nak, ngurusin Sena yang manja?" tanya Syakuro yang masih menggenggam tangan Rafa.

Rafa hanya tersenyum menanggapi pertanyaan mertuanya.

Ih Abi ga tau aja, kalo Mas Rafa lebih manja dari pada Sena!

Gerutu Sena dalam hati.

"Eh Sena," ucap Laila yang baru datang dari arah dapur.

"Ummi ...." Sena berlari memeluk Laila.

"Heh, jangan lari-lari nanti jatuh," ucap Laila ketika Sena sudah berada di dalam pelukannya.

"Udah biasa dia Mi, lari-lari terus," sahut Rafa.

"Ummi ke dapur dulu, lagi goreng ikan." Laila kembali ke dapur takut jika ikannya gosong.

Rafa dan Syakuro memilih duduk di ruang tamu seraya mengobrol.

"Sen, buatin Abi kopi, sudah lama semenjak kamu nikah, Abi jarang minum kopi buatan kamu."

Apa yang dibuat dari tangan Sena memang selalu menghasilkan sesuatu yang lezat.

Syakuro yang mengajarinya membuat kopi seenak itu.

"Siap, Bi."

"Mas mau juga?" tanya Sena seraya menatap Rafa.

"Boleh deh," angguk Rafa.

Sena berjalan menuju dapur.

"Udah dipanggil Mas nih," goda Syakuro.

Syakuro tahu betul bahwa hubungan Rafa dan Sena semakin merekat. Meskipun ia tahu, dulu Sena lah yang menolak perjodohan ini. Dan Syakuro yakin bahwa Rafa bisa membimbing Sena. Tak mungkin Syakuro memberikan anaknya ke orang yang tidak tepat.

Lagi-lagi Rafa hanya tersenyum menanggapi pertanyaan mertuanya.

"Gimana kantor kamu? Katanya lagi ada masalah?"

"Ah ngga, masalah kecil aja." Rafa tau pasti Sena yang bilang ke abinya.

"Nih, Bi." Sena datang dengan membawa nampan yang berisi dua gelas kopi dan satu gelasnya berisi susu coklat favoritnya.

"Makasih, Sayang," ucap Syakuro seraya mengambil kopi yang berada di atas meja.

"Kak Tia mana, Bi?" tanya Sena ketika tidak melihat Tia di rumahnya.

"Ada di atas sama Arya, panggil aja."

"Sena mau main sama Reza," ucap Sena lalu berjalan menuju kamar Tia yang berada di sebelah kamarnya.

"Kak-" Tiba-tiba langkah Sena berhenti tepat di depan pintu kamarnya yang tertutup.

Rasa penasarannya muncul.

'ceklek'

Sena membuka pintu kamar yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Ada rasa rindu ketika melihat kamarnya. Kamarnya bersih dan rapih, sama seperti saat ia meninggalkannya. Mungkin Laila yang sering membersihkan kamarnya.

Sena duduk di pinggir ranjang, mengelus pelan kasurnya. Dulu di sini lah tempat Sena menenangkan diri, di kamar ini. Namun sekarang Sena sudah mempunyai Rafa untuk menenangkannya.

"Sen ...." Terdengar suara Rafa memanggil Sena.

"Iya?" Sena menengok ke arah pintu dan sudah ada Rafa di sana.

"Aku kira lagi apa, lama banget." Rafa menghampiri Sena dan duduk di sebelahnya.

Rafa memang sudah tidak seformal dulu, yang memanggil diri sendiri dengan sebutan 'saya'. Rafa lebih cair sekarang.

"Kenapa?" tanya Rafa yang sedang memperhatikan Sena.

Sena hanya menatap kamarnya, ia benar-benar rindu berada di kamar ini.

"Kalo kamu mau, kita bisa nginep di sini." Rafa paham apa yang sedang Sena rasakan.

Entah terbuat dari apa Rafa ini, mengapa perasaannya terlalu peka.

"Serius, Mas?" Mata Sena langsung berbinar.

"Serius, Sayang," ucap Rafa seraya mengecup puncak kepala Sena.

"Makasih, Mas." Sena memeluk Rafa menempelkan pipi chubby nya di dada bidang Rafa.

"Jangan sampe di sini juga," ucap Rafa tanpa membalas pelukan Sena.

"Ih Mas!" Sena segera menjauhkan tubuhnya dari tubuh Rafa.

Sena tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya, jika terjadi di sini lagi.

"Semalam aja ya?"

"Emm, iya deh," angguk Sena.

"Nanti pagi harus pulang ke rumah, biar kamu ga kesiangan kuliahnya."

Bersambung ....

Update dadakan, karena banyak yang rindu katanya wkwk.

Baru di tinggal bentar padahal, apa lagi kalo di tinggal lama:v

Follow ig aku guys, nanti kita gabut-gabutan bareng.

Untuk grup chat yang kedua, aku ga bakal adain, karena aku ga mau ada yang kedua:(

Ih bucin!

Gini guys, terlalu rame nanti kalo misalnya ada yang kedua.

Vote nya mana? Aku udah update dadakan loh:(

Rabu, 27 Mei 2020
20:26

Siti Fatimah

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang