~•54. Amelia dipecat?•~

62.3K 5.2K 340
                                        

"Heh? Mau kemana?" Amelia yang melihat Sena mendekatkan ke arah ruangan Rafa, langsung berdiri di hadapan Sena, menghalangi Sena untuk mendekati ruangan suaminya.

"Em, mau ketemu Pak Rafa," jawab Sena seraya menunduk.

"Udah ada janji?"

"Oh iya, mana mungkin Pak Rafa ada janji sama orang kaya kamu, hih!" Amelia menatap Sena dengan jijik.

Memang, jika dilihat Amelia lebih kenal dengan fashion berbeda dengan Sena yang sangat apa adanya.

"Pak Rafanya ada ga, ya?" ucap Sena dengan sopan, meskipun jika di lihat dari tatapan Amelia, Sena paham bahwa Amelia benci dan jijik pada dirinya. Seolah-olah Sena adalah kuman, virus dan bakteri.

"Pak Rafa sibuk." Amelia mendekapkan kedua tangannya di dada.

"Tapi ...." Belum selesai Sena berbicara, Amelia sudah menyanggahnya.

"Mending kamu pulang aja! Pak Rafa juga ga bakal mau ketemu sama kamu." Amelia masih berbicara dengan nada angkuh.

'Bruk!'

"AMELIA!" Tiba-tiba Rafa keluar dari ruangannya dengan membanting pintu.

"Mas ...." Sena menatap Rafa yang raut wajahnya sudah memerah.

"P-pak ...." Amelia tertunduk di hadapan Rafa.

"Apa begini cara kamu memperlakukan tamu saya?!" Rafa mendekat ke arah Sena.

"E-engga P-pak." Amelia mendadak gugup. Kemana tadi keangkuhan yang kamu tunjukan kepada Sena?

"Dan asal kamu tau, orang yang kamu hina ini, itu adalah istri saya!" Rafa merangkul pinggang ramping Sena.

SKAK MAT!

Kamu mau bicara apa lagi sekarang, Amelia? Mau angkuh apa lagi? Hah?

Amelia menatap Sena dengan raut wajah terkejut.

Tidak sedikit orang yang menonton Rafa, Sena dan Amelia. Karyawati yang tadi membicarakan Sena kini pura-pura sibuk dengan pekerjaannya, dengan perasaan dag dig dug tidak tenang. Jelas sekali tadi mereka sedang membicarakan istri dari seorang CEO di tempatnya bekerja.

"Angkat kaki dari kantor saya!"

"Mas ...." Sena mengelus pelan tangan Rafa mencoba menahan agar Amelia tidak kehilangan pekerjaannya.

"T-tapi Pak ...." Amelia menatap Rafa, meminta belas kasihan, agar ia tidak dipecat.

"Saya bisa cari pengganti yang lebih baik dari kamu!"

"M-maaf Pak ...." Amelia kini bener-bener memohon kepada Rafa. Amelia menatap Sena meminta pertolongannya.

"SE-KA-RANG!" ucap Rafa penuh penekanan.

Sekarang Sena bisa apa? Sebenarnya Sena juga iba, ingin sekali membantu Amelia. Tapi ... siapa yang bisa membantah amarah Rafa? Apalagi menyangkut Sena yang di hina. Rafa jelas sangat tidak terima dengan hal itu.

Dengan langkah berat Amelia menuju tempat kerjanya, membereskan berkas-berkas dan mengambil tasnya dan melangkah pergi.

"Ga usah dipikirin, mending masuk." Rafa membawa pinggang ramping Sena ke dalam dekapannya, dan membawa Sena masuk ke dalam ruangannya.

Setelah di dalam Sena masih sibuk memperhatikan desain interior ruangan yang benar-benar terlihat elegan.

Ketika Sena masih di depan pintu, Rafa sudah duduk di bangkunya dan sedang menelepon seseorang.

"Ga boleh ada yang masuk ke dalam ruangan saya! Siapapun itu! Paham?"

Rafa mematikan sambungan teleponnya sebelum lawan bicaranya menjawab.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang