~•6. Ketampanan Pak Rafa•~ ✓

103K 5.9K 87
                                    

"Assalamu'alaikum." Terdengar suara barinton mengucapkan salam.

"Prft ...." Tanpa sengaja Sena menyemburkan susu coklat yang sedang ia teguk.

"Uhuk uhuk ...." seketika tenggorokan Sena terasa tercekat oleh sesuatu, rasanya sulit mengalir, meskipun itu hanya seteguk susu.

"Hey, kenapa sayang?" tanya Kyla.

"Pelan-pelan minumnya," ucap Laila yang ada di sebelah Sena seraya menepuk-nepuk pundaknya.

Setelah mengucapkan salam Syakuro mempersilahkannya untuk duduk.

Mata elang itu menatap Sena,

Satu detik..

Dua detik...

Tiga detik...

Sena segera menunduk. Tidak tahan melihat mata tajam itu.

Ngapain guru menyebalkan itu ada disini? Semoga dia hanya supirnya Ayah.

"Nah ini anak saya," ucap Kyla.

Sena sontak membulatkan mata.

"Namanya Rafael Andri Naufal," lanjut Kyla.

Oh namanya Rafael Andri Naufal.

Ia mencium punggung tangan Laila dan Syakuro.

Celana bahan hitam, kemeja putih yang lengan tangannya digulung sedikit lebih terlihat tampan jika ia yang mengenakannya.

Astagfirullah aku baru saja mengaguminya. Tidak-tidak! aku tidak boleh terpana oleh pesona tampannya. Ingat! Dia guruku sendiri. Ya Allah kuatkan imanku. Jangan sampai aku tergoyah karena pesonanya.

Rafa tidak banyak bicara. Mungkin karena masih canggung.

"Maksud kami datang kesini ingin menghitbah anak Pak Akbar," ucap Farhan.

Laila dengan sengaja menyenggol tangan Sena dengan sikunya.
Sena menantapnya sebentar. Laila tersenyum menggoda ke arah Sena.

Apa-apaan Ummi ini.

Rafa menatap Sena datar.

"Saya serahkan semuanya pada putri saya," ucap Syakura seraya menatap Sena penuh harap.

Bagaimana ini? Semua orang sedang menantapku. Menunggu jawaban yang akan keluar dari bibirku.

Waktu seperti berhenti.

Apa yang harus aku katakan. Ya Allah bantu aku.

Sena menatap uminya. Umi mengganggukan kepala, menandakan Sena harus menjawab iya.

Sena ingin sekali menolaknya. Tapi Sena sudah berjanji pada Umi untuk menerimanya.

Sena tidak mungkin mengecewakannya.

Bagaimana ini Sena bingung, Sena bimbang.

"Saya menerima Pak Rafa menjadi calon imam saya." Setelah lama tidak ada jawaban tiba-tiba kata itu keluar dari bibir Sena begitu saja.

"Alhamdulillah." Terdengar semua orang mengucap syukur atas jawaban yang keluar dari bibir mungil Sena. Mereka semua terlihat bahagia tapi tidak dengan calon suaminya. Rafa malah terlihat biasa saja.

"Apa kalian sudah saling kenal, nak?" tanya Bunda.

"Sudah, Baru ketemu tadi pagi di sekolah," jawab Sena tanpa dosa.

Semua orang tampak terkejut mendengar jawaban Sena kecuali Rafa.

"Pak Rafa memanggilku keruangannya. Gara-gara kesalahan kecil."
Masa bodo Sena tidak memikirkannya biar saja semuanya ia adukan kepada Ayah dan Bunda dari calon suaminya ini.

Rafa menatap Sena tajam seolah bicara 'jangan di lanjutkan lagi!'.

Sena balik menatapnya dengan tatapan meledek.

"Mungkin waktu itu kalian belum kenal," ucap Laila.

"Memang iya. Pak Rafa guru baru di sekolahku yang sedang menjadi trending topik karna ketampanannya." Jiwa kekanak-kanakan Sena keluar saat itu juga. Seperti anak kecil sedang mengadu pada kedua orang tuanya.

"Ya. Setelah 5 tahun di Amerika, akhirnya Rafa pulang ketanah kelahirannya, Indonesia."

Wow! Amerika?!

Sena tidak bisa menutupi rasa terkejutnya karna fakta ini.

"Ngapain di Amerika, Bun?" tanya Sena penasaran.

"Menyelesaikan kuliahnya," ucapanya lagi.

Sena hanya mengangguk saja.

"Bagaimana kalo kita makan dulu? Untuk merayakan ini semua," ucap Syakuro.

"Harus dirayakan ini," ucap Farhan seraya terkekeh.

Mereka makan sambil di selingi canda gurau dari dua keluarga yang sedang berbahagia itu.

Sena menatap gurunya, yang sebentar lagi akan menjadi suaminya, calon imamnya.

Kulitnya yang putih terkesan menambah ketampanannya. Mungkin karna 5 tahun tinggal di Amerika yang udaranya sejuk, tidak seperti di Indonesia yang setiap harinya sangat Panas.

Jakunnya yang naik turun karena menelan makanan membuat Sena meneguk saliva berkali-kali.
Sungguh indah pemandangan yang ada di depannya ini. Sangat sayang jika harus dilewatkan.

"Ekhem ...." Rafa berdehem. Tatapannya masih fokus pada piring. Mungkin ia merasa sedang diperhatikan oleh Sena, calon istrinya.

Sena segera tersadar dari lamunannya yang sedang mengagumi ciptaan Tuhan itu.

Sena malu karna tertangkap basah tengah memperhatikannya.

Bersambung ....

Gimana nanti kalo ketemu di sekolah ya ....

Ikutin terus Pak Rafa tampan sama Sena yang manja ya hehe ....

Vote dulu biar tambah semangat:*

Lopyu:*

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang