Rafa menyadari perbuatannya, apa yang telah ia lakukan sudah terlalu jauh.
Sekejap Rafa melupakan kehadiran Sena, dan menganggap adanya kehadiran Alesha.
"Sha, kakak pulang." Setelah kejadian tidak di inginkan itu terjadi, Rafa menjadi canggung, ia menyadari lagi kesalahannya, Rafa telah membuat Alesha berharap lagi pada dirinya.
Rafa keluar apartemen Alesha tanpa menengok kebelakang.
Alesha yang masih terduduk diam memandang punggung tegap lelaki itu.
Dulu punggung itu adalah miliknya, dan berharap akan menjadi tulang punggungnya, tapi ternyata Alesha salah, punggung itu tidak bisa lagi untuk di gapai atau pun di sentuh, karna sekarang, Rafa bukan lagi miliknya
Alesha masih terdiam, memegangi bibir yang beberapa menit lalu di kecup oleh laki laki itu.
Alesha tidak paham sekarang, satu sisi iya ingin memperjuangkan kembali apa yang dulu telah ia miliki, tapi satu sisi juga ia salah karna sekarang Rafa telah di miliki perempuan lain. Tapi apakah Alesha di sini bersalah? Alesha tidak tau apa apa sebelumnya, yang ia tau ia di tinggalkan orang-orang yang sangat ia sayangi.
Rafa memutuskan untuk pulang kerumah nya.
Setelah sampai di rumah, Rafa mendudukan punggung nya di bangku ruang tamu, biasanya Sena akan membawakan kopi panas setelah ia pulang kerja, tapi kini hampa, tanpa wanita mungil itu.
Rafa memijit pelipisnya, hari ini ia merasa benar benar lelah jiwa dan raga.
Rafa seperti tidak ada semangat lagi untuk menjalani hidup.
Ia merasa bukan hanya Sena saja yang butuh waktu, diri nya sendiri juga butuh waktu untuk memilih.
Selain itu, di tempat lain ada sena yang baru selesai makan malam bersama uminya.
"Umi, Sena mau bicara sesuatu." Setelah selesai makan, Sena memberrskan meja makan dan mencuci piring.
Sena mengajak Laila untuk duduk di ruang tamu.
Sena duduk menghadap Laila, menarik Lembut tangan Laila untuk menyentuh perut Sena.
"Alhamdulillah Sena di beri kepercayaan sama Allah untuk mengandung anak mas Rafa, mi." Sena mengelus pelan perutnya.
"Kamu hamil, sayang?" Laila terkejut bukan main.
"Iya, mi." Laila membawa Sena kedalam pelukannya, seraya berkali kali mengucapkan syukur.
"Udah berapa bulan sayang?" Laila khawatir, pasalnya ia tau betul bagaimana rasanya hamil di trimester pertama.
"1 bulan, mi."
"Loh ko baru bilang sekarang?" Laila heran mengapa Sena merahasiakan ini dari uminya sendiri.
"Iya mi, tadinya mau kasih surprise ke mas Rafa, tapi jadi gagal." Sena menunduk sedih.
"Umi jangan bilang dulu ya ke mas Rafa." Sena menatap Laila.
"Loh jadi selama ini Rafa belum tau juga?" Laila di tambah kaget, pasalnya Rafa juga belum mengetahui kehamilan Sena.
"Belum mi, aku belum dapet waktu yang tepat untuk ngasih tau hal ini." Sena menunduk sedih prihal masalahnya dengan Rafa belakangan ini.
"Kamu ada masalah apa sama Rafa? Umi ga mau tau masalah kalian, karna umi percaya kalian sudah sama sama dewasa, apa lagi kamu yang sedang hamil muda begini, pasti banyak pengennya dan banyak maboknya, kamu juga butuh Rafa, sayang." Laila mengelus kepala Sena.
Laila mewajarkan masalah rumah tangga karna tidak mungkin rumah tangga lurus lurus saja, pasti banyak gelombangnya, karna dulu ia juga seperti itu dengan suaminya, banyak masalah dari mulai ekonomi dan egi masing masing, tapi alhamdulillah Laila bisa menjalani nya bersama, sampai suaminya menemui ajalnya.
"Cuma Sena yang butuh mas Rafa, mi, tapi mas Rafa ga butuh Sena."
Bersambung hhi....
Mau balikin ig buat bikin story story wattpad, tapi aku ga tau masih ada folowers dari wattpad apa ngga, kan ga seru kalo aku bikin story di ig tentang wattpad tapi ternyata ga ada yang ngerti😭
See you guys
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband
Novela JuvenilFOLLOW BIAR TAU INFORMASI DARI AUTHOR! FYI: SAAT MENULIS INI SAYA BELUM TAHU EUPBI DI PART AWAL. Kebanyakan pembaca mengalami baper berkepanjangan. Bebas ngeluarin unek-unek kalian di komentar. Baper? Keluarin aja. BEBAS! -WARNING ⚠️PLAGIAT JANGAN K...