~•44. Dinner•~

69.1K 4.5K 321
                                    

Selamat malam untuk readers-readersku yang rajin vote dan komen

Yang siders diem aja, author ga nyapa kamu!

~•*****•~

Sudah seminggu berlalu, Sena sudah mendapatkan pemberitahuan dari universitasnya bahwa ia lulus tes dan bisa langsung kuliah. Sena senang bukan kepalang, akhirnya ia tidak mengecewakan perjuangan Rafa.

"Pak, gimana untuk merayakan keberhasilan tes kuliah Sena, kita makan malam di luar, gimana?" ajak Sena kepada Rafa dengan penuh semangat.

"Ngga perlu, kalo kamu males masak, biar saya yang masak, kamu tinggal tunggu aja." Rafa menolak ajakan Sena. Betapa beruntungnya mempunyai suami seperti Rafa.

Seketika wajah ceria Sena berubah menjadi masam ketika mendengar jawaban Rafa.

"Pak ayolah." Sena mulai merajuk, ia berusaha mengajak suaminya agar mau makan malam di luar.

"Ngga, Sen," tolak Rafa keukeh.

"Ck!" Sena mencebikan bibirnya kesal. Ia memutar duduknya agar tidak berhadapan dengan Rafa.

"Saya yang masak, ya?" Rafa menawarkan diri agar dirinya saja yang masak, dan Sena tinggal duduk manis menunggu makan malamnya siap.

"Ngga! Sena mau makan di luar!" Nah kan, Sena ngambek.

"Makan di rumah lebih sehat dari pada makan di luar." Rafa memberitahu Sena agar istrinya mau makan di rumah saja.

"Sekali ini aja!" Sena masih mencoba membujuk agar Rafa mau di ajak makan di luar.

"Ya udah deh, iya," final Rafa.

Sena membelalakan matanya seraya memutar posisi duduknya yang langsung berhadapan dengan Rafa.

"Seriously?" tanya Sena memastikan.

"Iya." Rafa mengangguk seraya tersenyum manis ke arah Sena.

"Bapak tunggu di sini, Sena mau siap-siap dulu."

'Cup'

Sebelum Sena naik ke atas untuk bersiap-siap, Satu kecupan mendarat di pipi Rafa, Sena refleks melakukannya karena saking kegirangannya.

Sena berjalan sedikit berjingkrak-jingkrak. Rafa yang melihat istrinya hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya terkekeh.

"Jalan yang bener, nanti kamu jatuh." Rafa mencoba mengingatkannya, tapi Sena sama sekali tidak mendengarkannya.

~•*****•~

"Ayo, Pak!" ajak Sena setelah ia sudah rapih dengan celana santai, baju rajut dan kerudung pasmina berwarna pink, menambah kesan keimutannya.

Rafa bangkit dari duduknya seraya mengambil kunci mobil.

Sena melingkarkan tangan mungilnya di tangan kekar Rafa.

Rafa berjalan dengan santainya di sebelah Sena seraya membukakan pintu mobil untuk istri kecilnya.

"Kuliah yang bener, jangan main-main," ucap Rafa setelah berada di dalam mobil.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang