~•36. Manja Mode On•~ ✓

91.1K 4.8K 383
                                    

Rafa melihat Sena yang sedang menunggu di parkiran, tepat di depan mobil Rafa.

"Pak! Cepetan!" Sena menghentakkan kakinya kesal.

Rafa membukakan pintu mobilnya, membiarkan tuan putrinya masuk.

Sena sudah pernah bilang bahwa tidak perlu melakukan hal itu, ia bisa sendiri, tapi Rafa tetap keukeh dengan pendiriannya.

"Sen," panggil Rafa. Tapi, yang dipanggil sama sekali tidak menyahut. Sena hanya membuang muka ke arah jendela.

Rafa tau Sena sedang kesal dengannya. Rafa membiarkan sepanjang jalan hanya hening yang menyelimuti mereka. Rafa memutar lagu dari handphonenya, untuk menutupi keheningan yang ada.

Biarlah seperti itu dulu, Rafa akan melancarkan aksinya ketika sudah di rumah.

Sesekali Rafa melirik Sena yang sama sekali tidak meliriknya.

Ketika memperhatikan gadis kecilnya, entah mengapa seulas senyum terbit di bibir tipis Rafa.

Rafa lebih suka Sena yang bawel, bukan Sena pendiam, seperti ini.

Rafa memarkirkan mobil Abu-Abunya tepat di halaman rumah mereka.

Harumnya bunga mawar langsung menyambut kedatangan Rafa dan Sena. Bunga itu tumbuh subur, karena Sena merawatnya sangat baik dan sangat hati-hati, ia tidak membiarkan satu tangkai pun rusak.

Sena berjalan lebih dulu meninggalkan Rafa.

Rafa yang melihatnya hanya berdecak melihat tingkah labil istrinya. Maklum masih anak SMA.

Sena masuk ke dalam kamar, menaruh tasnya di tembok yang sudah ditancapkan paku.

"Sen," panggil Rafa yang masuk ke dalam kamar.

Lagi-lagi panggilan Rafa tak dihiraukan.

Rafa menutup pintu kamar dan tak lupa untuk menguncinya.

Untuk apa menguncinya? toh mereka hanya tinggal berdua.

Sena melangkahkan kaki hendak masuk ke kamar mandi. Namun, Rafa mencekalnya.

"Apa?" Sena menaikan alisnya.

"Ngambek?" tanya Rafa yang sama sekali tidak melepaskan tangannya dari tangan Sena.

"Ngga!" hardik Sena.

"Ngga, kok, mukanya kecut gitu?" tanya Rafa yang sedang berusaha mengembalikan mood istri kecilnya itu.

"Emang apa salahnya dengan perkataan saya tadi? Kamu ga mau punya anak sama saya?" tanya Rafa yang kembali menggoda Sena.

Sena tertegun mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Rafa. Dadanya berdetak tak karuan.

Rafa menarik tangan Sena agar lebih rapat di tubuh kekarnya.

Sekarang Sena dan Rafa saling berhadapan.

Rafa menatap manik mata Sena dalam-dalam.

Rafa mencium pipi Sena lembut, penuh kasih sayang.

Ciuman itu turun ke bibir Sena. Anehnya Sena hanya diam, menikmati permainan Rafa.

Sena memejamkan matanya seraya meremas kemeja yang Rafa kenakan.

Rafa memegang tekuk Sena agar ciuman mereka semakin dalam.

Ini yang sedari tadi Rafa rencanakan. Menikmati bibir manis milik Sena.

Rafa melepaskan pautan bibirnya setelah dirasa sang empunya kehabisan napas.

Rafa mengelap bibir Sena yang basah dan sedikit membengkak karena ulahnya.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang