~•50. Pelukan Sena•~

76.8K 7.7K 533
                                    

Sebelum dibaca, pastikan udah pencet bintang di pojok kiri bawah 👌
Karena 5.000 vote untuk lanjut kecerita berikutnya. Harus sampe dong ya viewnya aja banyak banget gitu🌚

"Mas, Sena udah pulang, Mas masih di kantor?" tanya Sena yang sedang duduk di kelasnya, menunggu apakah ia harus pulang dijemput Rafa atau harus naik angkutan umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas, Sena udah pulang, Mas masih di kantor?" tanya Sena yang sedang duduk di kelasnya, menunggu apakah ia harus pulang dijemput Rafa atau harus naik angkutan umum.

"Iya masih di kantor, Sen. Kamu pulang sendiri aja, bisa kan?" tanya Rafa yang sedang menandatangani berkas-berkasnya.

"oh iya, kemungkinan saya juga akan pulang malam." Rafa memberitahu Sena, jika hari ini ia harus lembur di kantornya, agar Sena tidak khawatir menunggunya.

"Oh iya ga pa-pa." Sena memaklumi bahwa suaminya ini memang benar-benar sibuk. Entah mengapa setelah banyak kesibukan ia masih memilih mengajar sebagai guru, padahal uang kantornya saja sudah lebih dari cukup, untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Kalo mas 20 menit lagi mau pulang jangan lupa kabarin Sena, soalnya Sena mau masak biar makanannya masih anget pas dimakan."

"Iya siap, istriku," ucap Rafa yang masih memegang bolpoin di tangannya.

"Ya udah Sena mau pesen ojol dulu, mau pulang," ucap Sena. Entah mengapa setiap kata manis yang lolos dari bibir Rafa, berhasil membuat Sena benar-benar salah tingkah.

"Hati-hati, say-"

Tut ... Tut ... Tut ....

Lagi, lagi dan lagi, Sena memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

Tak bisa dipungkiri setelah kejadian malam itu, mereka benar-benar semakin melekat bak lem permanen yang sudah tidak bisa dilepaskan.

***

Sena mengutak-atik gawainya untuk memesan ojol.

Setelah selesai Sena menunggu di depan gerbang.

Tak lama kemudian seorang perempuan dengan jaket ojolnya datang menghampiri Sena.

Memang tidak lama, karena posisi sang ojol sangat dekat dengan universitasnya.

Sena segera naik ke atas motor, dan pulang ke rumahnya.

"Terima kasih ya, mbak," ucap Sena setelah turun dari motor.

Sena berjalan memasuki rumahnya. Masuk ke dalam kamar dan menyangkutkan tasnya di belakang pintu.

Sena menghempaskan badan mungilnya di kasur, sekedar melepas lelah setelah otaknya dikuras habis-habisan.

Setelah dirasa istirahatnya sudah cukup. Sena segera melangkahkan kakinya ke teras depan rumahnya.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang