~•26. Jealous•~

92K 4.9K 84
                                    

Besok adalah hari pertama ujian kelulusan. Dan sialnya besok adalah pelajaran Matematika yang artinya pelajaran Rafa.

Sena hanya mebolak-balik buku paket matematikanya dengan frustasi.

"Agrhh" Sena menggeram kesal. Selain senyum Rafa, Matematika juga adalah kelemahanya.

Tak tahan berlama-lama dalam keheningan, akhirnya Sena memulai topik pembicaraan terlebih dahulu.

Rafa dan Sena memang sedang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

"Pak besok beneran ujian Matematika?" Sena menoleh kebelakang, menghadap Rafa yang sedang berkutat dengan laptopnya.

"Iya." Jawab Rafa singkat.

Rafa memang tidak ada niatan untuk mengajari istrinya itu. Ia ingin melihat seberapa keras usahanya.

"Ngawas ruang berapa?" Tanya Sena lagi.

"Ruang 4." Jawab Rafa yang masih fokus kepada layar laptopnya.

Mampus! Itu artinya pak Rafa ngawas di ruangan Sena dong.

"Memangnya kamu ruang berapa?" Tanyanya.

"Ruang 4." Ucap Sena gusar.

"Oh." Jawabnya singkat. Itu membuat Sena benar-benar kehabisan akal untuk mencari topik pembicaraan lagi.

"Bapak bisa ajarin Sena ga?" Sena berbicara dengan suara memelas.

Mana mungkin Sen dia mau ngajarin kamu.

Sena bergumam pada dirinya sendiri.

"Ada yang sulit?" Tanyanya seraya menatap mata sendu milik Sena.

Alhamdulillah akhirnya mau ngajari.

"Banyak." Ucap Sena bersemangat.

"Bab berapa?" Tanya Rafa yang sedang menutup laptopnya dan beranjak mendekati meja belajar Sena.

"Bab 1, 2, 3, 4, 5." Ucap Sena seraya menunjukan bab per bab.

"Itu tandanya kamu ga ngerti semua bab?" Tanya Rafa yang sedang memperhatikan buku paket Matematika milik Sena.

"Ngga." Sena menggeleng lugu.

Rafa membuang nafasnya pelan.

"Mana yang paling sulit?" Tanya Rafa yang mengambil duduk di tepian kasur dan Sena mengikuti duduk di sebelahnya.

"Semuanya." Ucap Sena lagi.

"Kamu setiap pelajaran saya merhatiin atau ngga?"

"Merhatiin kok pak, Senanya aja yang ga ngerti." Ucap Sena.

Sena tau sekarang ini suaminya sedang beprofesi sebagai gurunya, jadi ia tidak boleh salah bicara sedikit pun, jika salah bicara bisa-bisa ia tidak jadi les private dengan suaminya ini.

"Kenapa ga nanya, kalo kamu ga ngerti?" Tanya Rafa yang mulai mengintrogasi.

"Gimana saya mau nanya, Pak. Bapak aja sibuk jawab pertanyaan dari Kila." Ucap Sena yang mulai jengah dengan perilaku Kila yang selalu cari muka kepada Pak Rafa.

"Kila itu emang anak pintar, dia selalu nanya kalo ga ngerti." Ucap Rafa membanggakan Kila.

Jujur Sena sakit mendengar Rafa membanggakan Kila di hadapanya. Ternyata usaha Kila untuk cari perhatian kepada Rafa itu berhasil. Ya berhasil, berhasil membuat Sena cemburu.

"Saya tau kamu cemburu, tapi saya dan Kila hanya sebatas guru dan murid." Ucap Rafa yang seolah mengerti mimik wajah Sena.

"Bapak lupa? Dulu juga kita sebatas guru dan murid sebelum akhirnya jadi suami istri." Ucap Sena yang ingin menangis. Hidungnya sudah memerah dan matanya sudah siap untuk mengeluarkan air mata. Itu semua hanya karena rasa cemburunya kepada Kila. Belum lagi harus cemburu kepada bu Lola yang terlihat setiap harinya selalu berdekatan dengan Rafa. Itu benar-benar membuat Sena panas.

Rafa paham, anak seusia Sena ini adalah masa-masa labil mereka. Oleh karena itu Rafa harus lebih sabar untuk menghadapi istri kecilnya ini. Rafa juga berusaha memahami perempuan 17 itu.

"Udah ga boleh nangis," ucap Rafa yang mengelus pucuk kepala Sena dengan sayang.

Rafa memeluk Sena berusaha menenangkan perasaanya yang sedang panas terbakar api cemburu, Sena langsung membalas pelukan Rafa. Sangat erat. Seolah Rafa akan pergi jauh darinya. Sena tidak mau Rafa meninggalkanya. Sena sudah terlalu dalam mencintainya.

Harusnya Sena sadar bahwa semuanya hanyalah titipan, bisa saja Allah mengambilnya sewaktu-waktu jika Ia mau.

"Bapak ga boleh tinggalin Sena ya." Sena bergumam dalam isak tangisnya.

Sudah dari lama Sena menahan rasa cemburu ini. Sena jengah jika harus melihat setiap pelajaran Rafa selalu berbicara kepada Kila, seolah hanya Kila yang ada di dalam kelas, dan tidak ada yang lainya.

Akhirnya rasa ini meledak begitu saja ketika tak sengaja Rafa memuji Kila dihadapanya. Sakit Rasanya melihat laki-laki yang ia sangat sayangi memuji wanita lain dihadapanya. Siapa yang tidak cemburu?

"Yes, i'm promise." Ucap Rafa yang menciumi pucuk kepala Sena bertubi-tubi.

Rafa tahu ia baru saja salah bicara kepada istrinya. Dan itu sangat membuat ia merasa bersalah karena telah membuat istri kecilnya menangis.

"Ga perlu dipikirin, saya tahu bagaimana caranya menjaga hati." Ucap Rafa meyakinkan Sena.

Entah mengapa setelah mendengar ucapan Rafa barusan, Sena menjadi tenang kembali.

"Ayo belajar lagi, besok ujian. Kamu harus lulus dengan nilai tinggi." Ucap Rafa yang menghapus air mata Sena dengan hijab biru yang Sena kenakan.

"Maaf."

'Cup'

Rafa mencium pipi Sena, mencoba memberikan ketenangan sekaligus semangat untuk Sena.

~•°∞°∞°∞°•~

Bodoh rasanya, membuat perasaan itu meledak begitu saja di hadapan Pak Rafa. Harusnya Aku lebih kuat lagi menahannya, tapi sepertinya menyesalpun percuma, Pak Rafa juga sudah mengetahui bahwa aku cemburu.

Anggaplah sikapku ini kekanak-kanakan. Tapi rasanya sangat sulit membendung rasa cemburu, apalagi sudah lama terpendam.

Belakangan ini aku memang sangat sensitif, entah apa penyebabnya perasaanku menjadi labil seperti ini. Kadang aku merasa sangat bersalah, karena selalu merepotkan Pak Rafa untuk terus memahamiku, dan harus menghadapi sikap labil dan kekanak-kanakanku.

Aku seperti anak kecil yang ingin terus bersama ibunya.

Begitupun aku yang ingin selalu bersama Pak Rafa.

~•°∞°∞°∞°•~

Kamu labil dan aku suka, sangat berbeda dengan masa laluku. Tapi entahlah, ia sudah ditelan bumi, mungkin.

BERSAMBUNG....

Siapa tuh masa lalunya Pak Rafa? Akankah dia kembali kekehidupan Rafa? Atau... atau... udah ahh.

Sena labil bat yak. Ih gemes deh.

Masih konflik ringan hehe.

Terima kasih vote dan komenya. Aku ga balesin satu-satu tapi aku tetep baca ko.

Vote dan komen kalian menjadi semangat tersendiri buat aku:*

Ily
Siti Fatimah.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang