~•25. Perlakuan Manis•~

100K 5.4K 195
                                        

"Kamu milik saya. Saya ga mau berbagi apa lagi terbagi."

-Rafael Andri Naufal.

~•°∞°∞°∞°•~

"Agrhhh...." Sena berjalan lebih dulu.

Sena geram sendiri dengan setiap kata dan perilaku yang Rafa lakukan untuknya. Sena selalu saja kalah oleh pesonanya. Pesona Rafa seolah mematikan syaraf-syaraf tubuh Sena. Membuat Sena sulit berkutik dan bergerak. Sena seperti robot yang sudah dikendalikan oleh Rafa.

Belakangan ini pipi Sena sering sekali memanas. Karna siapa lagi kalau bukan karena guru menyebalkan itu, Pak Rafa.

~•°∞°∞°∞°•~

"Ayo buruan lari." Ucap Rafa yang menunggu Sena di belakangnya.

"Huh! huh! huh! Nanti Pak cape," ucap Sena yang ngos-ngosan setelah berlari.

Rafa yang lebih tua darinya saja masih kuat untuk berlari mengelilingi komplek. Tapi, Sena yang masih muda baru berlari segitu saja sudah mengeluh capek. Wajar saja, karena Pak Rafa memang sangat menjaga pola makan dan olahraga secara teratur, sedangkan Sena makan saja seingatnya apalagi untuk olahraga, paling hanya naik turun tangga.

"Ya sudah istirahat dulu." Ucap Rafa yang berbalik arah, mendekati Sena dan menggenggam tangan gadis itu.

Aduh pak, saya baru aja lari, jantung saya masih dag-dig-dug, Bapak malah memperlakukan saya seperti ini, sengaja mau bikin jantung saya copot? Terus mati? Iya?

Jantung Sena tambah bergemuruh karna perlakuan Rafa.

Digenggam dikeramaian membuat Sena merasa dilindungi.

Sena hanya mengikuti kemana Rafa menuntunya.

Aku akan mengikutimu, ke mana pun kamu pergi, tolong tuntun aku. Semoga kamu menuntunku ke Jannah-Nya. Dan kita akan kekal abadi di dalamnya.

"Mau makan bubur dulu?" Tanya Rafa yang seraya menarik bangku, mempersilahkan Sena untuk duduk.

"Em boleh." Ucap Sena.

"Mas, buburnya dua ya?" Ucap Rafa memesan bubur.

"Siap, Mas." Ucap tukang bubur yang terkerkenal dikomplek Rafa, bisa dilihat dari antrian yang sangat membludak, membuat Rafa dan Sena harus sabar menunggu.

Rafa menguangkan teh tawar dari teko yang ada dimeja, dan memberikanya kepada Sena. "Nih, minum dulu."

Sena menggeleng.

"Kenapa?" Tanya Rafa bingung.

"Sena ga suka teh tawar." Ucap Sena dengan lugunya.

Rafa memang belum tau semua tentang Sena. Jadi, wajar saja jika ia tidak tahu bahwa Sena tidak menyukai teh tawar. Tapi perlahan-lahan ia juga pasti akan mengetahui semuanya, apa yang Sena suka dan tidak, ia akan mencari tahunya sendiri.

"Kamu mau yang manis?" Tanya Rafa.

"Heem." Sena mengangguk meng'iya'kan.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang