~•55. Rafa Sakit•~

67.1K 4.6K 291
                                    

Sena terbangun pada tengah malam karena terusik dengan suara Rafa mengerang, seperti mengigau.

"Eghh ...."

Sena segera membuka mata dan duduk bersandar.

"Mas ...?" Sena membangunkan Rafa dengan memegang pipinya, takut Rafa bermimpi buruk.

"Astagfirullah, Mas!" Sena memegang dahi Rafa, suhu badannya terlalu tinggi.

Sena segera menyalakan lampu kamar dan mencari remote ac untuk segera dimatikan.

"Mas, ya Allah, kamu kenapa?" Sena segera menarik selimut untuk menutupi tubuh Rafa.

Rafa masih terus bergumam.

Sena berlari turun menuju dapur, Sena segera mengambil baskom, handuk dan air hangat.

Setelah siap, Sena segera menuju kamar lagi.

Sena membasahi handuk dengan air hangat dan memerasnya.

"Kamu tuh kecapean, Mas," ucap Sena seraya menempelkan handuk hangat itu di dahi Rafa.

"Kamu terlalu banyak pikiran Mas." Sena paham, Rafa terlalu kelelahan dan banyak pikiran.

Sena menempelkan handuk itu di dahi Rafa. Kemudian Sena mencari kotak P3K di laci kamarnya.

"Loh? Kok ga ada?" Sena tidak menemukan obat penurun demam, sepertinya ia lupa membelinya.

Sena melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam, sepertinya apotek dan depan komplek masih buka, karena apotek itu memang buka 24 jam.

Sena bergegas mengambil kerudung dan menyambar kunci motor. Jika Rafa tau ia pergi malam-malam begini sendiri, mungkin Sena sudah habis dimarahi olehnya. Tapi mau bagaimana lagi, Sena terpaksa pergi sendiri untuk membeli obat Rafa.

Sena melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Benar saja, apotek itu memang masuh buka. Setelah itu Sena segera masuk ke dalam.

"Mba, obat penurun panas ada?" tanya Sena kepada apoteker.

"Maaf mbak, sisa satu untuk mbak ini," ucap apoteker tersebut seraya menunjuk perempuan di sebelah Sena.

"O-oh ya udah." Sena mengangguk lemas.

"Eh ga usah, buat kamu aja," ucap perempuan tersebut seraya menarik pergelangan tangan Sena yang hendak pergi.

"Bener mbak? terima kasih ya!" Sena tersenyum senang karena.

"Iya, sama-sama. Saya bisa kok cari obat di apotek lain," ucap perempuan yang masih muda namun lebih matang dari pada Sena.

Sena mengambil obat tersebut dan bergegas pulang.

Sena mengambilkan air hangat dan segera membawanya ke kamar.

"Mas ...." Sena membangunkan Rafa agar meminum obat terlebih dahulu.

"Egh ... Sen?" Rafa membuka matanya yang berat.

"Minum obatnya dulu Mas." Sena membantu Rafa untuk duduk.

"Nih," Sena menyuapkan obat ke dalam mulut Rafa dan menyodorkan air hangat, untuk segera diminum.

Rafa tidak tahu saja, jika Sena habis dari luar malam-malam begini, jika tau ia pasti sudah mengomel.

"Udah tidur lagi," ucap Sena seraya membantu Rafa untuk membaringkan tubuhnya kembali.

Sena mengambil handuk di dahi Rafa, membasahi handuk tersebut dengan air hangat dan menempelkannya kembali di dahi Rafa.

***

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang