"Bagaimana bisa di tengah keramaian aku masih mengingatmu."
-Sena Laila Akbar.
Setelah selesai makan Yuto mengajak Sena untuk langsung pulang ke apato yang sudah keluarga Yuto sediakan untuk Sena.
Untuk sampai ke apato sena melewati tempat yang lumayan ramai.
"Oniisan ini tempat apa?" Sena menunjuk ke arah keramaian.
"Ini taman, nanti aku ajak kamu ke sana. Tapi sekarang kamu harus langsung ke apato untuk istirahat."
"Oke deh." Sena hanya mengangguk seraya memperhatikan orang orang yang ramai berlalu lalang, banyak orang yang sedang mengambil foto, makan es krim atau hanya sekedar duduk-duduk dan mengobrol bersama pasangannya.
Hatinya menghangat melihat pemandangan itu, tapi Sena tiba-tiba teringat Rafa.
'Bagaimana bisa di tengah keramaian aku masih mengingatmu.' Sena buru buru menepis pikiran itu. Ia berkali-kali menggelengkan kepala berharap pikiran itu minggat jauh dari otaknya.
Sena berjalan sambil memperhatikan negara yang tak pernah ia sangka bahwa ia akan mengunjungi negara impiannya ini sendirian. Ia juga tidak pernah membayangkan bahwa negara ini malah menjadi tempat ia melarikan diri.
Sena menarik dua koper ke dalam apato yang akan ia tempati.
"Apa ini ga terlalu kebesaran untuk aku yang tinggal sendirian?" ucap Sena setelah masuk kedalam apato dan melihat lihat sekelilingnya.
"Kalau sempit nanti kamu merasa tidak nyaman." Yuto menata koper Sena di pinggir lemari yang sudah di sediakan.
"Tidak perlu khawatir tetangga disini baik baik dan termasuk cuek. Di sebelah kamu lebih banyak nenek nenek yang sudah lanjut usia."
Memang benar di desa Jepang lebih banyak orang-orang yang lanjut usia karna yang muda pergi ke kota untuk bekerja.
Sena mengangguk paham.
"Apa yang mau di bereskan dulu?" tanya Yuto.
'Apa yang harus di bereskan sedangkan apato ini saja sudah bersih dan rapih?' Sena membatin.
"Aku beresin baju aja paling." ucap Sena seraya menarik kopernya agar lebih dekat ke arahnya.
"Sekarang kamu istirahat dulu aja." ucap Yuto seraya menarik koper Sena.
"Aku beresin ini sebentar doang. Lagian aku ga terlalu cape banget ko." ucap Sena seraya menarik kembali kopernya.
Yuto menatap Sena yang sedang membongkar satu kopernya seraya mengangguk.
"Nanti malam saya jemput kamu lagi untuk bertemu mamah dan papah, karena sekarang mereka masih kerja." Yuto memberi tau Sena.
Dering handphone berbunyi ternyata milik Yuto.
"Aku angkat telpon sebentar." Yuto pamit menjauh dari Sena.
Sena tersenyum dan mengucapkan 'ya'.
Sena menatap punggung Yuto yang menjauh. Entah mengapa setiap melihat laki-laki Sena selalu berharap bahwa itu adalah Rafa.
Rindu dan bingung berkecamuk menjadi satu. Bingung apakah keputusannya ini sudah benar atau malah menjadi sebuah kesalahan. Sena juga sebenarnya takut tinggal di negara asing sendirian, Sena sekarang hanya bisa bergantung pada keluarga Yuto, tapi sebisa mungkin Sena tidak akan banyak merepotkan keluarga Yuto karna kelihatannya keluarga Yuto adalah keluarga yang lumayang sibuk bekerja. Entah la, Sena akan menjalani kehidupan sebagai mana mestinya saja. Semoga dengan lingkungan baru ini Sena tidak teringat apapun dengan masalah yang sedang ia alami.
"Tadi papah telpon, nanyain kamu." Yuto datang menyadarkan lamunan Sena.
"oh ya? apa katanya?" Sena menatap Yuto yang duduk seraya mengantongi handphonnya.
"Aku bilang udah sampai dari satu jam yang lalu, kita sudah makan dan sekarang sudah sampai di apato."
"Kapan pak Daichi pulang?" tanya Sena seraya memasukan baju ke dalam lemari.
"Tadi bilang katanya jam 5 sudah sampai rumah."
"Emm." Sena mengangguk paham.
"Apa sekarang aku bisa pulang?" Yuto bertanya seraya memperhatikan Sena yang dengan telaten memasukan baju-bajunya ke dalam lemari sampai tersusun rapih.
"Iya bisa, terima kasih dan maaf telah merepotkan kamu dan keluarga mu." Sena berhenti sejenak dari aktivitasnya.
"Jangan bilang begitu Sena, sekarang kamu juga akan menjadi keluarga kami. Ini berkat kebaikan papah kamu dengan keluarga kita dulu, i don't like you talking like that."
Bersambung....
fyi: Dalam bahasa Jepang, panggilan "kakak" dapat diterjemahkan menjadi beberapa kata, tergantung pada konteks dan hubungan keluarga:
- Onii-san (お兄さん): panggilan untuk kakak laki-laki yang lebih tua.- Onee-san (お姉さん): panggilan untuk kakak perempuan yang lebih tua.Kalo kakak laki-laki atau perempuan yang lebih tua dengan lebih formal, kita dapat menggunakan kata-kata tersebut. Tapi kalo mau manggil kakak laki-laki atau perempuan yang lebih dekat pake:- Onii-chan (お兄ちゃん): panggilan untuk kakak laki-laki yang lebih dekat.- Onee-chan (お姉ちゃん): panggilan untuk kakak perempuan yang lebih dekat.
Karna Sena belum terlalu dekat dan ga ada hubungan keluarga dia manggil oniisan untuk menghargai Yuto.
Lumayan ilmu juga buat aku haha
100 vote? aku update
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher is My Husband
Teen FictionFOLLOW BIAR TAU INFORMASI DARI AUTHOR! FYI: SAAT MENULIS INI SAYA BELUM TAHU PUEBI DI PART AWAL. Kebanyakan pembaca mengalami baper berkepanjangan. Bebas ngeluarin unek-unek kalian di komentar. Baper? Keluarin aja. BEBAS! -WARNING ⚠️PLAGIAT JANGAN K...
