~•46. Simbiosis Mutualisme•~

77.6K 5.1K 403
                                    

BAPER DI TANGGUNG SENDIRI⚠️

UPDATE SEPESIAL 1 JUTA❤️

TYPO KOMEN!

Happy Reading ....

"Ngga perlu merasa bersalah, yang kamu lakukan itu udah benar." Rafa mencoba memberi penjelasan kepada Sena. Karena sedari tadi Sena hanya diam, mungkin ia merasa bersalah karena telah menyakiti Levlar.

"Dengan begitu, Levlar ga akan berharap lebih lagi sama kamu."

Sena menatap Rafa sendu. Dirinya bener-bener merasa bersalah.

Dinnernya hanya diisi oleh keheningan.

Sena tidak bisa membayangkan betapa hancurnya hati Levlar, tapi perkataan Rafa ada benarnya juga.

Sudahlah, biarkan semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

~•*****•~

"Sen, tugasnya udah selesai?" tanya Rafa yang melihat istrinya sedang berkutat dengan laptop dan alat tulis lainnya.

Sudah 1 bulan Sena kuliah, kadang jika ada tugas yang menurutnya sangat sulit ia akan meminta Rafa untuk membantunya, terutama di pelajaran fisika.

"Ada beberapa lagi yang belum," ucap Sena yang tetap fokus pada laptopnya.

"Bapak mau kopi?" tawar Sena seraya menatap Rafa.

Meskipun sedang sibuk dengan tugas kuliahnya Sena juga tidak pernah lupa menjalankan tugasnya sebagai istri.

"Boleh," ucap Rafa seraya duduk di sebelah Sena.

"Biar Sena buatin," ucap Sena seraya bangun dari duduknya.

"Biar saya aja." Sebelum Sena benar-benar berdiri Rafa sudah lebih dulu menahannya.

"Kamu kerjain tugas aja," ucap Rafa seraya berdiri.

"Ga usah, biar Sena aja, ini juga udah mau selesai." Sena buru-buru bangkit sebelum Rafa mendahuluinya.

Rafa bangga dengan istrinya, meskipun sibuk dengan tugas kuliah Sena sama sekali tidak pernah melupakan Rafa. Ia tidak pernah lupa mengingatkan Rafa makan dan solat ketika Rafa sedang mengajar.

"Assalamualaikum," ucap Sena yang sedang menelepon Rafa di jam istirahat kuliahnya.

"Waalaikumsalam." Rafa juga sedang berada di kantor, tinggal satu pelajaran lagi, setelah itu selesai.

"Bapak udah makan?" tanya Sena seraya menyuapi sepotong somay ke dalam mulutnya.

"Nanti sebentar lagi, masih banyak tugas yang harus di selesaikan," ucap Rafa seraya membolak-balik lembar-lembar kertas.

"Sekarang, Pak." Sena mendengkus.

"Iya nanti, sebentar lagi."

"Kamu pulang jam berapa?"

"Jam setengah dua, karena masih ada satu pelajaran lagi."

"Ya udah nanti saya jemput."

"Bapak makan ya, sekarang." Sena mengingatkannya lagi.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang