My Teacher is My Husband

~•39. Kecemburuan•~

Ada yang meletup-letup tapi bukan lahar.

"Kak?" Levlar menatap Sena.

"I-iya?" Sena balas menatap Levlar.

"Aku boleh ga kenal Kakak lebih jauh?" ucap Levlar seraya menatap manik mata Sena dengan sungguh-sungguh.

"Aku juga mau kenal sama keluarga Kakak."

Deg..

Jantung Sena berdetak tak karuan.

"T-tapi mau apa?" Jujur Sena sangat gugup, ia bingung harus bilang apa. Ia membisu ketika mendengar perkataan Levlar.

Tanpa mereka berdua tau, ada seseorang yang hatinya hancur dan remuk.

"Em maaf ya, nanti lagi, saya mau ke toilet dulu." Rafa meminta izin kepada murid siswinya untuk izin ke toilet. Padahal ia ingin mengikuti Sena dan Levlar.

Sedari tadi Rafa memang memperhatikan Sena, saat Sena dipanggil oleh Levlar pun, Rafa tau, dan memutuskan untuk mengikuti mereka.

Ternyata mereka jalan menuju taman belakang sekolah.

Rafa melihat Levlar menyuruh Sena untuk duduk dan Sena pun menurutinya.

Rafa melihat Levlar dan Sena berpose manis. Bagaimana bisa Levlar berfoto bersama Sena sedangkan ia belum pernah sama sekali berfoto dengan Sena kecuali saat akad pernikahannya.

Dan Rafa melihat Levlar menunjukkan handphonenya kepada Sena dan Sena pun tersenyum. Apa yang sebenarnya ada di ponsel itu?

Rafa masih terus memperhatikan mereka berdua.

Rafa berada agak jauh di belakang mereka.

Meskipun suaranya tidak terlalu terdengar dengan jelas, tapi Rafa melihat gerak-gerik mereka berdua, seperti mata-mata.

Rafa melihat Levlar menatap Sena dengan sungguh-sungguh dan yang ditatapnya hanya canggung.

Sepertinya dari tatapan mata Levlar yang sungguh-sungguh menatap Sena, Rafa tahu apa yang mereka berdua bicarakan seketika hatinya merasakan sakit, remuk, dan hancur

Rafa mengepal tangannya kuat-kuat, sehingga urat-urat yang ada di tangannya terlihat dengan jelas.

Satu hal yang kalian perlu ketahui Rafa sangat pandai mengontrol emosi.

Tak kuat melihat istrinya bersama Levlar, apa lagi mereka membicarakan hal yang membuat pasangan manapun sakit ketika mendengarnya.

Rafa memutuskan untuk pergi dari taman.

Saat itu juga sekujur tubuhnya panas, hatinya meletup-letup, entah apa yang sedang Rafa rasakan, Rafa juga tidak mengerti tapi ada bagian dari dirinya yang sakit ketika melihat itu.

Rafa mau Sena menjadi miliknya seutuhnya. Rafa tidak terima melihat Sena bersama lelaki lain.

"Sen ...." Ada seseorang yang memanggil Sena.