~•29. Levlar Putra Liandra•~ ✓

89.1K 4.5K 110
                                    

Mengapa hadir kembali, saat semua rasaku untukmu sudah kukubur dalam-dalam?

~•°∞°∞°∞°•~

Sena masuk ke dalam lingkungan sekolah. Ia langsung menuju papan pengumuman untuk mencari di mana letak ruang 4.

Papan pengumuman sangat ramai dan sesak. Dipenuhi oleh para siswa dan siswi yang ingin mencari tahu juga. Sehingga Sena harus berjinjit-jinjit untuk melihatnya.

Masih pagi begini sudah harus pusing.

"Eh! Sen." Rani keluar dari kerumunan orang-orang yang sedang sibuk mencari ruanganya itu.

"Ruang berapa, Ran?" tanya Sena.

"Ruang 6," ucapnya seraya mengipas-ngipas wajahnya dengan tangan.

"Yah... beda ruangan dong," ucap Sena lesu.

"Iyah."

"Oh iya, Fani ruang berapa?" tanya Sena.

"Ruang 9."

"Yaelah, kirain bakalan satu ruangan," ucap Sena setelah mengetahui bahwa Fani juga tidak satu ruangan denganya.

"Kayanya ruangan kita sebelah-sebelahan," ucap Rani yang langsung menarik Sena menuju ruang yang mereka cari.

Hari Sabtu adalah pembagian kartu ujian, dan sekarang adalah pembagian ruangan ujian, di mana peserta harus mencari ruanganya melalui papan pengumuman yang sudah ditempel lokasi-lokasinya.

Benar saja, ternyata ruangan mereka berderetan hanya berloncat beberapa kelas saja.

"Tuh kan bener!" ucap Rani bersemangat.

"Ya udah sampai ketemu istirahat." Sena yang langsung mencari angka 4 yang ditempel di pintu ujian.

"Nah ini dia!" Sena menemukanya.

Sena mencari kertas ujian yang sudah ditempel di meja peserta ujian. Di mana di dalamnya terdapat nama, tanggal lahir, dan kelas.

Sena membaca satu persatu kertas yang ditempel di meja.

Levlar Putra Liandra.

Sena membaca nama itu dalam hati. Mengingat-ingat siapa orang yang mempunyai nama tersebut. Bagaimana Sena bisa lupa? Sebelumnya, nama itulah yang selalu Sena sebut dalam setiap doanya. Sena meminta agar laki-laki itu menjadi imamnya kelak.

Sena Laila Akbar.

Sena membaca namanya sendiri. Ternyata ada di sebelah nama Levlar.

Betapa terkejutnya Sena setelah mengetahui itu.

Tapi Sena berusaha tidak peduli dan biasa saja, meskipun sulit.

Sena segera duduk dan membuka buku paket matematikanya. Sena sekarang sedang benar-benar fokus dan mencoba memahami angka-angka yang ada di dalam buku agar menyatu dengan dirinya.

Terdengar suara grusuk dan Sena hanya meliriknya sekilas. Ternyata Levlar sudah datang dan duduk di sebelahnya mejanya.

Jantung Sena berpaju. Sebelumnya ia belum pernah duduk sedekat ini dengan Levlar. Meskipun ada jarak, tapi jarak mereka tidak terlalu jauh.

Levlar adalah seorang kapten basket di sekolahnya. Memiliki wajah yang sama tampanya dengan Rafa dan memiliki tutur kata yang sangat sopan. Oleh karena itu Sena sangat mengagumi Levlar dari kelas 11. Karena Levlar adik kelas Sena, Saat Sena kelas 11, Levlar masih kelas 10. Dan sekarang Levlar berada di dekatnya. Membuat jantung Sena berpacu lebih cepat.

My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang