39. Perlakuan Kasar

863 105 10
                                    

KARENA MOOD SAYA SEDANG BURUK,
JADI SAYA UPDATE SAJA SEKARANG 🙂

DARIPADA NGAMUK GAK JELAS KAN, NULIS LANGSUNG BEGINI BIKIN RILEKS. SEKALIAN JUGA AKU MAU NGEBUT NULIS DAN INSYA ALLAH BULAN AGUSTUS GENAP SATU TAHUN NULIS CERITA INI BAKALAN TAMAT.

TERIMA KASIH UNTUK KALIAN, BUAT YANG AKTIF KOMEN ATAUPUN YANG SIDERS. SUDAH MENDUKUNG SAYA SAMPAI SEJAUH INI.

~ HAPPY READING! ~

***

"Menyembunyikan itu bukan
cara terbaik,"

***

"Wiwin, minta permen dong," goda Kinos menirukan suara Jessie tersebut mengundang gelak tawa lima sekawan itu, kecuali Fatih tentunya.

"Berisik," ujar Wisnu seraya menjitak kening Kinos dengan sebal. Cowok itu pun langsung memegang keningnya yang memerah sambil meringis kesakitan.

"Lo sih, dah tau Bos orangnya sensi. Kek sengaja aja lo," timpal Arya sambil menoyor kepala Kinos.

Kinos langsung mencebikkan bibirnya kesal. Mengapa sekarang ia yang menjadi bahan bullying? Tuhan, tolonglah lelaki malang tersebut.

Tiba-tiba saja, perut Wisnu terasa perih. Mungkin ini karena ia memakan sambal rica-rica satu botol tadi pagi. Sial, sambal rica-rica buatan Mila rasanya memang tak perlu ditanyakan lagi. Sampai-sampai ia jadikan sambal tersebut sebagai camilan.

"Gue cabut bentar," ucap Wisnu yang dibalas anggukan oleh kelima temannya.

Wisnu langsung segera menuju toilet terdekat. Setelah melakukan panggilan alam sejenak, ia keluar dari bilik toilet sambil mendesah lega. Ia berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangannya. Suasananya saat itu sunyi, mengingat sekarang sudah masuk jam pelajaran pertama. Hanya suara gemericik air yang keluar dari keran yang sayup-sayup terdengar.

Lelaki itu keluar dari toilet dengan niat ingin kembali ke gerombolan kawannya yang pasti sudah menunggu di kantin. Tiba-tiba saja, langkahnya tertahan. Tatapannya menatap Jessie yang saat itu sedang berpelukan dengan Agam. Mereka tampak tertawa bahagia seakan-akan sudah saling mengenal sejak lama.

Amarahnya memuncak. Wisnu langsung berlari sekencang mungkin untuk memisahkan Jessie dari Agam sialan itu. Tatapannya nyalang. Napasnya memburu dan ritme detak jantungnya tak beraturan. Apakah Jessie sudah bermain di belakangnya sejak lama? Mengapa ia tak mengetahui hal ini?

BRAKK!!

"Lo jangan bego, Wisnu!" gumamnya seraya menahan langkah kakinya. Tubuhnya seketika melemas ketika melihat Agam dengan entengnya mengelus puncak rambut Jessie dengan halus. Ia tak percaya dengan semua yang ia lihat sekarang.

"Lo belum tau yang sebenarnya, goblok! Jangan sampai lo ngelakuin kesalahan yang sama!" lanjutnya sambil menampar pipinya dengan keras. Ia harus dalam keadaan seratus persen dapat menguasai dirinya sekarang. Jangan sampai amarah mengendalikannya.

Dengan tangan yang bergetar, Wisnu merogoh saku celananya untuk mengambil sebuah kotak kecil yang berisikan pil-pil obat berwarna putih lalu menelan semuanya. Itu tak membuatnya tenang. Justru, ia semakin tak bisa mengendalikan tubuhnya sekarang. Persetan dengan semua resiko, ia langsung memergoki keduanya tanpa pikir panjang.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang