HALO SEMUANYA!
JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN AJAK TEMAN-TEMAN KALIAN BACA INI YA! GAK MAU? JOMBLO ABADI!HAPPY READING!
***
"Percayalah, semesta sengaja memberi jarak di antara kita untuk bersiap-siap memberi kita kejutan yang indah nantinya. Maukah kamu bersabar?"
***
SRRTT!
"David awas!" Teriak Jessie dengan keras. David seketika menginjak rem yang membuat tubuh mereka hampir terjungkal.
"Aww," Jessie memegang keningnya yang memerah. "Itu siapa dah nyelonong lewat gitu,"
Pengendara motor ninja yang tadi hampir menabrak mobil Porsche David pun turun seraya melepas helm fullface-nya. Ia mengetuk kaca mobil pelan. David membuka kaca mobilnya dan ternyata dia adalah...
"Fatih ya?" Tebak Jessie.
"Turun," ujar Fatih dengan nada datar.
Jessie menatap David yang sedang mengusap wajahnya kasar. Ia tahu, David pasti merasa kesal karena pendekatannya dengan Jessie setelah menyatakan saling damai itu rusak. Ia pun menuruti perintah Fatih untuk turun dari mobil David.
"Emang ngapain lo sampe ngejar gue?" Tanya Jessie seraya memakai helm yang diberikan oleh Fatih.
Yang ditanya hanya diam seakan-akan barusan Jessie sedang bertanya dengan sebuah batu. Fatih menyalakan motor ninja berwarna hijaunya dan memberi kode Jessie untuk naik dengan kepalanya.
Motor itu pun melaju kembali. Kemacetan kecil yang sempat terjadi sudah mulai lancar kembali.
David masih bisa melihat siluet motor Fatih itu di tengah-tengah kerumunan jalanan. Sesudah Wisnu, apakah lelaki dingin nan jutek itu juga akan ikut bertarung merebut hati Jessie. Ia harap, itu tak terjadi.
"Duh itu anak, pengen gue cakar mukanya," gumam David.
***
"MAKASIH ya, tapi kamu gak perlu begitu kok," ujar Jessie seraya melepaskan helmnya dan menyodorkannya kepada Fatih.
"Kenapa?" Tanya Fatih, dengan nada yang terkesan dingin tentunya.
Jessie menghela napas panjang, "Aneh aja lo kayak gitu. Gak biasanya,"
Fatih mengangkat satu alis kanannya, "Lo suka?"
"Hah? Sama David? Y-ya enggak lah! Gu-gue cuma lantik David jadi babu gue itu aja," jawab Jessie dengan terbata-bata. Ia hanya biasa mengalami hal serupa jika itu menyangkut masalah percintaan atau semacamnya.
Fatih dengan tak punya etika langsung meninggalkan Jessie pergi setelah mendapat jawabannya. Setidaknya, amanat dari Wisnu masih ia jalani.
"Fatih,"
Fatih menoleh sejenak ke depan, lalu kembali berkutat dengan ponselnya.
"Kenapa?"
Wisnu memainkan kunci motornya seraya mengulur waktu untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit keberanian untuk bicara dengan Fatih. Ini menyangkut masalah perasaan dan nyawanya, wajar saja ia canggung untuk mengutarakannya langsung. Apalagi dengan Fatih yang kadang-kadang sering memberi jawaban yang kurang bisa di percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Memories [END]
Teen FictionEND (TAMAT) PART MASIH LENGKAP ~~~ Jessie Adeline Farasya. Agak tomboi, tapi bisa feminim berhubung langsung dengan keadaan moodnya. Gadis biasa yang harus menerima sebuah konflik percintaan yang rumit dalam hidupnya setelah terlibat sebuah kecelak...