54. Geng Xeagle

596 71 4
                                    

UNCHH HAI SEMUANYA!
APA KABAR?

AKHIRNYA BISA KETEMU
LAGI KAN KITA HEHE...
SUDAH SIAP BELUM BACA
PART KALI INI?

SEBELUMNYA, JANGAN LUPA
KASIH TAU TEMEN KALIAN LAH
TENTANG CERITA INI KALAU KALIAN
SUKA. BIAR BANYAK GITU
YANG MAMPIR KESINI, OKE?

Q: Siapa orang terbangsat dalam
hidup kamu?

~ HAPPY READING! ~

***

"Hal paling menyedihkan adalah
saat diri ini tak mampu setia
berada di sampingmu,"

***

LANGIT-LANGIT kamar bernuansa putih itu berkilauan. Aroma obat-obatan langsung menusuk indra penciumannnya. Suasana begitu hening dan dingin mengingat saat itu sedang turun salju.

David dengan keadaan setengah sadar hanya bisa menatap ke atas. Menoleh ke samping pun rasanya menjijikan ketika mendapati Marina dan Irene ternyata duduk di samping ranjangnya.

Ah, tentang Jessie. Apa perempuan itu nanti akan mencarinya? Tidak, David tidak mau berharap lebih lagi. Semuanya sudah usai. Perjuangan itu sudah berakhir baginya.

Altha? Teman-teman di sekolahnya? Lupakan saja. Untuk apa mereka sepeduli itu kepadanya? Jika Altha sih, itu terkecuali.

David menoleh ke arah jendela yang langsung berhadapan dengan jalanan kota yang tampak sepi karena badai salju. Sebuah pemandangan yang sudah lama tak ia saksikan.

"Antarkan surat itu kalau aku pergi nanti. Bisa, kan?"

Kedua bola matanya langsung membulat. David ingat! Ia menitipkan sebuah surat kepada Satria jika ia pergi nanti. Apa pria itu sudah memberikannya kepada si terkasih?

"David, kamu sudah sadar?" tanya Marina dengan nada khawatir yang langsung membuat David ingin mual.

David merasa tubuhnya terasa lemas tak bertenaga. Apalagi, ketika Marina memeluknya singkat. Rasanya seperti di remukkan dan di injak-injak seekor gajah.

"Kamu gak apa-apa kan?" Irene ikut membuka suara.

David hanya diam. Menatap Irene dengan tatapan dingin bercampur tak suka.

"Tubuh kamu masih sakit, gak?" Marina terus mencerocos.

David mendengus kesal. Harus berapa lama Marina berakting seperti ini? Ia benar-benar merasa risih sekaligus jijik melihatnya.

"Kamu gak apa-apa kan?" tanya Marina memastikan.

"David capek. Mau tidur," beberapa detik kemudian, David membuka suara.

"Badan kamu gak enak banget? Ini lho, kan ada Irene. Kamu gak mau ngobrol sama dia?"

"Udah, Tante. Gak papa kok malah bagus kan kalau David istirahat dulu? Pasti dia capek kan karena perjalanan jauh," ucap Irene. Tentu, ini juga bagus untuknya. Melihat wajah David saja sudah membuatnya merasa mual.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang