~ HAPPY READING! ~
"Ada beragam jenis cewek di dunia ini. Tetapi, harus selalu diingat cewek yang munafik adalah spesies langka yang harus dirawat dan dilukai saat waktunya tepat,"
***
JESSIE menatap dirinya di depan cermin. Ia beberapa kali berdecak kesal karena merasa semua dress yang ia kenakan tak cocok untuk pergi ke pesta di rumah Kinos.
"Jessie?" Laura memasuki kamar Jessie dan duduk di atas kasur.
"Kenapa?" Tanya Jessie.
"Kamu mau kemana pakek dress segala?" Tanya Laura balik.
"Oh, ada temen yang lagi ulang tahun. Entar ada yang jemputin," jawab Jessie.
Jessie memilih menggunakan dress berwarna hitam. Sebenarnya, ia merasa menggunakan dress agak berlebihan untuk pesta ulang tahun. Tapi, untuk tampil cantik dan anggun di hadapan banyak cowok nanti, ia harus menggunakan sifat perfeksionisnya.
Laura hanya menggelengkan kepalanya, "Kamu mau pesta apa kondangan? Harus pakek dress banget. Pas ulang tahun tetangga aja, kamu cuma pakek kaos oblong sama celana jeans doang,"
"Ya tapi kan nanti disana banyak cowok. Jessie harus keliatan cantik dong mah," ucap Jessie.
Laura hanya terkekeh pelan, "Memang kamu temenan sama cowok? Kenalan sama Aldi yang tetangga kamu sendiri aja boro-boro,"
Jessie tak melanjutkan perdebatannya dengan Laura. Ia mengambil tas selempangnya dan menunggu kedatangan Wisnu di depan teras diikuti Laura yang kepo dengan lelaki yang akan menjemput anaknya.
Yang ditunggu akhirnya tiba, sosok Wisnu dengan motor ninjanya berhenti di depan rumah. Jessie hanya tersenyum tipis dan segera mendekati Wisnu.
Wisnu membuka helm fullface-nya lalu menyalami tangan Laura.
"Jadi kamu yang jemputin Jessie?" Tanya Laura dengan tatapan sedikit tak percaya.
Wisnu tersenyum, "Iya, Tante. Si Jessie yang maksa," ujarnya yang dibalas tatapan tajam dari Jessie.
"Ngerepotin ya? Gimana ya, si Jessie itu polos banget. Anti lagi sama cowok. Berarti kamu beruntung banget diterima Jessie jadi temennya," ujar Laura, "Kamu pacarnya Jessie?"
"Nggak!" Ucap Jessie kesal.
"Iya,"
Laura dan Jessie bersama-sama menatap Wisnu. Jessie hanya terdiam dan speechless dengan jawaban dari Wisnu.
"Gitu banget sih natap gue," Wisnu terkekeh pelan menatap sorotan setajam pisau dari Jessie.
"Be-beneran?" Tanya Laura saking syoknya.
Wisnu mengganguk yakin, "Jessie sendiri bilang nanti pas sudah kelas sebelas bakalan pacaran sama aku, Nte."
"Ya tapi kan kamu yang maksa!" Ujar Jessie dengan nada tinggi.
"Yaudah, gak masalah kalo kamu yang jadi menantu Tante. Udah ganteng, sopan lagi. Tapi sih, Tante nggak suka sama cowok yang nakal, nggak sopan sama orang tua, terus kayak punya kumpulan-kumpulan cowok-cowok nakal gitu yang suka tawuran. Emang sampah masyarakat banget," ucap Laura panjang lebar.
Wisnu tertegun dengan kalimat terakhir yang diucapkan Laura. "Kumpulan-kumpulan cowok-cowok nakal yang suka tawuran. Sampah masyarakat banget," ucapan itu terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Jadi nggak sih?" Tanya Jessie menyikut lengan Wisnu.
Lamunan Wisnu seketika buyar. Ia mengganguk dan memasang helmnya serta menyalakan motornya. Jessie langsung naik tanpa disuruh dan motor ninja itu langsung melaju di jalanan yang sedang lenggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Memories [END]
Ficção AdolescenteEND (TAMAT) PART MASIH LENGKAP ~~~ Jessie Adeline Farasya. Agak tomboi, tapi bisa feminim berhubung langsung dengan keadaan moodnya. Gadis biasa yang harus menerima sebuah konflik percintaan yang rumit dalam hidupnya setelah terlibat sebuah kecelak...