33. Malu

1K 150 44
                                    

UPDATE TIAP MALMING UNTUK MENEMANIMU YANG KESEPIAN~

SUDAH SIAP SPAM KOMEN TIAP PARAGRAF?!! btw, janlup votenya soalnya masa vote lebih dikit ketimbang komen kan gak adil :v

JAM BERAPA BACA PART INI?
Aku ramal, kamu lagi di kamar sambil rebahan malem-malem :)

~HAPPY READING!~

***

"Izinkan aku, yang ada di pelukanmu disaat kamu butuh penyangga,"

***

JESSIE hanya bisa berangan-angan dirinya akan di ceramahi habis-habisan oleh Laura. Lalu, si kakak laknat itu akan menjadi provokator profesional. Lihat saja nanti.

David yang masih asyik menyantap gorengannya terlihat biasa saja, di tengah kepanikannya saat ini.

"Cepet anterin gue pulang, Dav! Gue bisa kena marah!" ujar Jessie, khawatir.

"Santai aja kali," David membuka satu kotak martabak manis yang ia beli tadi yang masih tergeletak di meja terlantarkan. "Martabak manis rasa keju tanpa susu nih."

Jessie terhenyak sejenak. Martabak manis itu seketika membuat cacing-cacing di perutnya mengadakan demo. Sekotak martabak manis tidak masalah bukan?

Jessie meraih sepotong martabak manis tersebut dengan penuh mata yang berbinar-binar. Satu gigitan membuatnya seketika terhanyut dalam dunia keju. Ya, itu dunia khayalan Jessie waktu kecil. Ia memang sangat menyukai keju sedari masih menjadi zigot. Itu karena Laura mengalami overdosis karena menyantap keju dua kilo. Laura yang trauma dengan keju pun malah buah hatinya yang ketagihan dengan makanan berwarna kuning cerah tersebut.

"Lo mau gak?" tawar Jessie sembari menyodorkan sepotong martabak manis yang ia pegang.

"Gak, mau muntah gue saking manisnya," jawab David yang masih setia dengan bakwan serta tahu isinya.

"Udah jam segini masih belum pulang. Pulang atuh, neng. Nanti diculik om-om lho," celetuk Mak Sari yang sedang asyik menggoreng bakwan serta tahu isi sebanyak-banyaknya untuk pesanan yang dibei David. 150 bakwan serta tahu isi.

"Om-om siapa?" tanya Jessie dengan segudang akal polosnya. Ya, ia memang sangat polos dan naif.

"Gue om-omnya," celetuk David dengan entengnya.

"Eh?" Jessie mengerjapkan matanya sejenak. Berusaha mencerna ucapan David barusan. "Lo om-om?"

David hanya mengganguk-angguk.

"Istri lo siapa?"

David menarik senyum tipis. Gadis itu ternyata melebihi ekspetasi yang ia pikirkan. Ia membersihkan tangannya yang kotor karena bekas minyak yang menempel pada gorengannya, lalu mengelus pipi Jessie dengan lembut.

Jessie hanya bisa membeku. Entahlah, belaian David berhasil menusuk raganya. Nyaman. Satu kata yang mendeskripsikan perasaannya saat ini. Wajahnya perlahan-lahan memerah seperti tomat. Hal itu pun membuat David semakin menarik senyumnya semakin lebar.

"Cie... yang diajak malming tapi gak diajak ke pelaminan," goda Mak Sari sembari melenggak-lenggokkan pinggulnya. Sejenak, itu terlihat seperti tarian papi culo.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang