44. Tentang Irene

860 108 1
                                    

HAI GUYS! SENANG BISA
BERTEMU DENGAN KALIAN LAGI!
SAYANG BANYAK-BANYAK 💗💞

NAH, BERHUBUNG 95 PERSEN
DARI KALIAN MERUPAKAN TIM
SUKSES #JESSIEDAVID, MAKA ENDING SUDAH DITENTUKAN YA! KALIAN TINGGAL MENIKMATI DEH 😋😍

Q: KENAPA KAMU SUKA
CERITA INI?

~ HAPPY READING! ~

***

"Bagaimana rasanya dilukai
oleh orang yang sedang kamu harapkan?"

***

TUHAN, jika memang David mengetahui jika akhirnya seperti ini, ia juga akan lebih memilih tidak kembali ke rumah mewah ini. Apalagi, ia pergi tanpa pamit kepada Ivan. Pasti adiknya itu akan khawatir kepadanya.

David melangkahkan kakinya pelan menuruni tangga seraya menelisik seisi rumah. Ia sudah mendapati tiga orang yang sedang duduk di ruang tamu dengan menatapnya penuh kegembiraan. David sudah bisa menebak seorang wanita yang umurnya kira-kira sama dengannya yang tampak menunduk tersebut yang akan dijodohkan kepadanya.

Jujur, David merasa terkhianati. Semuanya terjadi secara tiba-tiba tanpa ada yang memberitahu dirinya tentang perjodohan sial ini. Apalagi ketika Marina mengatakan bahwa waktu pertunangannya akan tak lama lagi. Hatinya terasa pecah berkeping-keping saat itu juga.

Nama Jessie terus terngiang di pikirannya yang sedang kacau. Ia bisa membayangkan betapa terkejutnya cewek itu ketika tahu sebentar lagi ia akan bertunangan. Sial, untuk apa ia memikirkan wajah terkejut Jessie nantinya? Bukannya cewek idamannya itu sudah milik orang lain?

Langkahnya justru semakin berat ketika ingin menghampiri mereka yang sudah berkumpul di ruang tamu. Seakan-akan tungkai kakinya sudah melemas dan tak berfungsi lagi.

"David," panggil Marina pelan. Satu kata tersebut langsung membuat David sedikit tersentak.

David mengangguk kecil, lalu ia mempercepat langkahnya dan langsung duduk di samping Marina. Ia melirik sekilas wanita yang ia pikir akan menjadi pasangannya nanti. Cewek itu masih menunduk dengan tatapan yang menggelap.

"Astaga, anakmu tampan sekali, Marina!" ucap seorang wanita paruh baya yang duduk di samping gadis itu dengan tatapan berbinar menatapnya.

David hanya menjawabnya dengan senyuman tipis.

"Lihat dia, Irene! Bukankah dia sangat gagah dan keren?" celetuk seorang pria sambil terkekeh kecil menatap anaknya.

Oh, namanya Irene.

"Tentu saja. Bukan begitu, David?" ucap Marina.

David hanya terdiam menatap sebal Marina. Rasanya ingin mengatakan ia tak menyetujui perjodohan aneh seperti ini di hadapan mereka semua.

"Nyonya, makan malam sudah siap," Bi Sukmi datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka yang memang sedang menunggu makan malam.

Marina mengangguk kecil. "Makan malam sudah siap, mari kita makan terlebih dahulu," ujarnya.

Kedua orangtua Irene sudah meninggalkan ruang tamu menuju meja makan yang terletak tak cukup jauh. David sedikit bingung dengan kelakuan Irene yang sedikit aneh.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang