HALO SEMUANYA! APA KABAR? SEHAT-SEHAT AJA KAN?
MENURUT KALIAN APA YANG KURANG DARI CERITA INI? PLIS, KRITIK DAN SARANNYA AJA, OKE? :)
~ HAPPY READING! ~
***
"Buat apa, merasa disukai ketika dia jelas-jelas tak nyaman denganmu?"
***
"BYE mama!" Jessie melambaikan tangannya ketika mobil Laura menjauh dari gedung sekolah.
Gadis berambut sebahu itu membalikkan badannya dan memasuki gedung sekolah yang mulai ramai. Ia berjalan menuju kelasnya, 10 IPS 3.
"Selamat pagi!!" Ucap Jessie ketika memasuki kelasnya. Orang-orang menyorotnya dan langsung membiarkannya ketika tahu itu Jessie.
"Jes, gue mau ngomong nih!" Cewek yang bernama Disa itu mendekati Jessie diikuti beberapa orang yang ikut penasaran mendengarnya.
"Apaan?" Tanya Jessie dengan mata membulat.
"Gue dapet sesuatu dari kakak kelas, lo semua kenal David kan?"
Jessie menggeleng pelan. Hanya dirinya yang tak mengetahui siapa orang yang bernama David itu. Semua orang yang mendengar mengganguk tahu.
"Kemaren gue kan jenguk sepupu gue di rumah sakit, eh, nggak sengaja ketemu Kak David lagi dibawa masuk ke ruang operasi! Gila gak?!" Ujar Disa menggebu-gebu, "Gue sampai gak bisa berkata-kata pas Kak David masuk kesana." Lanjutnya.
Jessie memutar bola matanya malas. Buat apa membicarakan hal yang tak mempunyai faedah seperti itu. Apalagi, menyangkut tentang kakak kelas yang selalu menjadi incaran para cewek-cewek alay yang selalu berharap sang pangeran yang ia inginkan menjadi pasangan hidupnya. Memangnya, hidup itu seperti novel-novel yang akan berakhir begitu?
Sedikit info, Jessie paling anti dengan yang namanya gosip atau membicarakan orang alias ghibah. Bukannya dia sok suci atau bagaimana, pokoknya Jessie tak bisa diajak membahas sesuatu yang berbau ghibah. Unik bukan?
Jessie keluar dari kelas hendak pergi ke kantin. Masih sepi karena saat itu masih pagi. Hanya beberapa orang yang ada di sana untuk sarapan mengisi perut mereka karena lupa atau Ibunya tidak menyiapkan sarapan.
"Jes, lo udah tau belum tentang Kak David?" Tanya Dinda yang kebetulan sedang sarapan pagi di kantin.
"Gue males dengerin cerita Disa, makanya gue kesini," jawab Jessie dengan bibir manyun yang membuat Dinda bergidik geli.
"Bilang aja lo gak tau. Kudet banget sih lo jadi manusia," sindir Dinda seraya melahap pentolan baksonya.
"Gue nggak mau ngurusin begituan," Jessie bangkit dari kursi dan meninggalkan Dinda yang masih melaksanakan acara makannya.
***
Kriiing!
Istirahat akhirnya tiba!! Jessie dan kawan-kawannya bisa terbebas dari penjara yang dikunci dengan rumus matematika.
"Gue kenyang abis makan bakso tadi pagi. Gue ke perpus aja deh," ucap Dinda diikuti anggukan dari Jessie dan Disa.
"Ya sudah, gue sama Jessie aja yang ke kantin," jawab Disa seraya memberi kode ke Jessie untuk pergi ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Memories [END]
Подростковая литератураEND (TAMAT) PART MASIH LENGKAP ~~~ Jessie Adeline Farasya. Agak tomboi, tapi bisa feminim berhubung langsung dengan keadaan moodnya. Gadis biasa yang harus menerima sebuah konflik percintaan yang rumit dalam hidupnya setelah terlibat sebuah kecelak...