24. Akhirnya

1.3K 279 129
                                    

HMM... AKU SEBENARNYA LAGI MALES-MALESNYA NULIS, PEMBACA TIAP HARI TERUS TURUN. TAPI KALIAN HARUS PEGANG INI, KALAU SUDAH BERADA DI TITIK INI, JANGAN LANGSUNG NYERAH!

MAKANYA, PLIS BUAT KALIAN AJAK KELUARGA/TEMAN KALIAN BACA UM, BIAR AKU LEBIH CEPET UP!

TEMBUS 100 KOMEN DOUBLE UPDATE! NO PHP!

***
Bumi dan langit memang berjarak, tapi masih bisa saling menatap. Jadilah seperti mereka, ketika takdir memang melarang, setidaknya mereka pernah bersama

***

VESPA David berhenti di depan gerbang rumah Jessie. Dengan hati-hati, Jessie turun dari atas vespa seraya menyodorkan helmnya ke David.

"Makasih," ujar Jessie.

David tersenyum kecil, "Iya, sama-sama,"

"Gak mau mampir dulu?"

"Nggak usah deh, makasih," jawab David, "Aku pulang dulu ya,"

Jessie mengganguk pelan. Ia masih berdiri tegak di depan gerbang sembari melihat David yang sudah melajukan vespanya hingga tak terlihat lagi.

"Assalamualaikum," ucap Jessie sambil menyalakan lampu rumah yang mati. Syukurlah, Laura belum pulang karena hari ini akan menjemput Agam.

Jessie segera mengganti pakaian yang diberikan David tersebut. Baju itu terlalu rendah untuk dipakai sehari-hari. Mungkin Jessie hanya akan memakainya saat acara-acara besar.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya dengan piyama, Jessie langsung merebahkan tubuh mungilnya di atas ranjang. Ia meraih ponselnya dan membuka aplikasi chat.

Brother Lucknut
Jes, lo dh plg?

Tanpa pikir panjang, Jessie langsung membalasnya.

Jessie
Udah bang
Tumben, ngomongnya sekarang dah singkat-singkatan

Brother Lucknut
Pegel dek, abis marathon
keliling Jawa nih

Jessie terkekeh pelan. Ia menghadapkan badannya ke samping dengan jemari-jemarinya yang menari di atas keyboard.

Jessie
Bunda dimana?
read.

Jessie menaruh ponselnya dan turun ke bawah untuk mencari camilan. Ia menyalakan televisi dan mencari acara yang bagus di temani stok snack yang sudah tersedia di atas meja di tambah segelas kopi untuk menghangatkan tubuhnya.

Hujan kembali turun malam itu. Hanya saja, lebih deras ketimbang saat sore. Jessie merasa risih dengan suara air hujan yang berisik.

Klek

"MAMAAAAA!!" Jessie menjerit ketakutan karena tiba-tiba lampu menjadi padam. Ah sial! Mati lampu ternyata.

Jessie berdecak kesal dan memilih naik ke lantai atas seraya membawa beberapa snack. Ia meraba-raba tempat tidurnya mencari ponselnya.

Setelah mendapatkan ponselnya, ia langsung menelfon Agam.

"Napa Jes? Lo ditabrak burung?" Tanya Agam to the point.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang