47. Datang Bulan

783 82 1
                                    

UPDATE MALMING NIH AKU
WKWK... ADA YANG MAU GINI
LAGI GAK? 😆💗

BTW, PART KALI INI AKU SANGAT
MENYEBALKAN. SIAPKAN MENTAL
BAJA KALIAN UNTUK MEMBACA
PART KALI INI YA!

BISA MINTA SHARE CERITA INI
KE TEMAN-TEMAN KALIAN? KARENA
YA NYATANYA SIH, MAKIN BANYAK YANG MAMPIR MAKIN BERKAH! JADI, AKU MINTOL BANGET NIH 😭✨

~ HAPPY READING! ~

***

"Teruntuk dia yang pergi tanpa pamit, aku bahagia atas luka yang kau torehkan lalu kau tinggalkan
begitu saja,"

***

DAVID mengembuskan napas panjang menahan luapan emosinya yang ingin menggebu-gebu meremas wajah Jessie hingga remuk. Bagaimana tidak? Hampir sepuluh menit ia berdiri di hadapan Jessie yang sedang berjongkok di bawahnya seraya memohon kepada gadis itu untuk segera pulang.

Tetap saja, Jessie tetap kukuh tidak mau pulang. David pun harus merelakan tubuhnya basah kuyup karena payung hitam yang ia bawa justru hanya meneduhi Jessie agar tak terkena air hujan.

Memang bucin, sih. Bukan siapa-siapa nyatanya. David harus sadar diri!

"Jessie Adeline Farasya. Pulang!" kini, David memilih untuk tegas kepada Jessie. Ia lelah menghadapi cewek tersebut yang tiba-tiba berubah menjadi manja dan keras kepala.

Jessie sontak mengadahkan kepalanya menatap David dengan sorot kecewa. Tak lama kemudian, bahunya mulai bergetar dan menangis sesenggukan seperti anak kecil.

"HUAAAA, GUE GAK MAU PULANG, BABI!" teriak Jessie dengan suara yang menggelegar.

"MAKSA AMAT DAH! GUE KALAU BILANG NGGAK YA NGGAK! UDAH SANA PERGI!" lanjut cewek tersebut.

David melongo melihat Jessie yang kini sedang menangis di hadapannya dengan tatapan kebingungan. Apa yang harus ia lakukan? Untung saja, saat itu pedestrian sedang sangat sepi sehingga memungkinkan tidak ada orang yang melihat mereka saat ini.

"Lo... kenapa?" lirih David keheranan.

"PULANG BABI!" usir Jessie.

David terdiam sejenak bergulat dengan pikirannya sekarang untuk secepat mungkin memutuskan apa yang akan ia lakukan sekarang. Pergi atau tetap disini bersama Jessie yang sedang kerasukan.

Tidak, David sepertinya harus tetap disini sampai setidaknya ada orang yang berbaik hati memungut anak bangkotan di hadapannya ini atau ada yang membantunya mengusir setan yang sedang merasuki Jessie.

"Lo kenapa tiba-tiba kayak gini, sih?" tanya David seraya menggeram kesal.

"G-gue..."

David menaikkan sebelah alisnya sambil menunggu lanjutan dari kata-kata Jessie.

"Pembalut gue bocor," jawab Jessie dengan lantang. Ia langsung menyembunyikan wajahnya yang sekarang sudah merah padam.

David terdiam sejenak. Sebentar, otaknya tiba-tiba berhenti berfungsi. Ada apa sebenarnya? Apa itu pembalut? Dan kenapa bisa bocor?

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang