36. Patah Hati

974 110 59
                                    

ASYIK JUGA ANJIR UPDATE DUA KALI SEMINGGU. MAU GINI TERUS GAK NIH? ATAU GAK USAH AJA?

BTW, AKU LAGI MAU CARI PANGGILAN YANG TEPAT BUAT FANS BERAT U.M YANG SUKA NEROR UPDATE NIH! MANA YANG SUKA NEROR HAH? MENDING GINI PADA DIEM-DIEM AJA :v

HAPPY READING!

***

"Menjadi dewasa akan menjadi langkah kehidupanmu yang baru. Dimana kamu harus menanggung semuanya sendiri hingga kamu berpikir untuk apa kamu lahir di dunia ini,"

***

JESSIE menyabet tas ransel kesayangannya seraya berlari menuju teras dengan wajah yang berseri-seri. Agam dan Laura yang sedang menikmati sarapan saat itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Jessie yang jarang-jarang ceria seperti sekarang.

"Gak sarapan dulu?" tanya Laura.

"Hmm... nggak deh, Ma. Wisnu udah nungguin hehe," cengir gadis itu menampilkan deretan gigi putihnya. Biasanya, Jessie jarang menggosok giginya setelah mandi dengan alasan rasa pasta gigi itu pedas. Tetapi, agar tampil dengan sempurna di hadapan kekasihnya, Jessie sanggup gosok gigi sepuluh kali sehari.

"Biasalah. Anak bucin baru," cibir Agam.

"Jeje Sayangg... buruan pake sepatunya. Nanti telat," ujar Wisnu yang masih setia duduk di atas motornya dengan tatapan yang tak luput dari wajah malaikat di depannya kini. Cantik, satu kata yang mendeskripsikan semuanya. Mengapa hari ini perempuannya sangat cantik?

Jessie tak dapat menyembunyikan semburat merah di pipinya. "Apaan sih sayang-sayangan. Kayak anak alay tau nggak,"

Wisnu hanya tersenyum tipis. Tetap saja, Jessie adalah Jessie. Gadis yang punya sejuta jurus kata-kata pedas yang pastinya hasil contekan dari Instagram atau Tik Tok. Justru, sifat galak Jessie itu lah yang membuatnya semakin tergila-gila dengan gadis yang satu ini. Katakan saja dirinya terlalu berlebihan, tapi dia punya Jessie, kalian punya siapa?

"Ma, Jessie berangkat duluan ke sekolah yaa!" teriak Jessie.

"Iyaa!" balas Laura.

Wisnu memakai helm fullface miliknya. Motor ninja berwarna hijau itu langsung melaju di jalanan yang cukup ramai saat itu. Hal ini sudah seperti makanan sehari-hari hidup di kota besar seperti Jakarta. Untung saja, saat itu mereka berangkat sekitar tiga puluh menit sebelum jam pelajaran dimulai. Mereka pasti akan sampai tanpa terlambat.

"Kamu cantik hari ini," puji Wisnu.

Lagi-lagi, Jessie tak bisa menahan rasa bahagianya yang berbunga-bunga hari ini. Rasanya seperti ribuan burung berkicau di dalam hatinya. Mengapa Tuhan harus menciptakan dirinya mudah baper dengan kata-kata Wisnu sih?

"Makasih," jawab Jessie, sekenanya.

"Tapi bau mulut lo, bau jengkol,"

Jessie melotot mendengar penuturan Wisnu barusan. Astaga, hatinya yang berbunga-bunga langsung layu seketika. Ditambah, sayup-sayup ia mendengar suara tertawa Wisnu yang cukup keras. Sial, mau ditaruh dimana harga dirinya?

"Wiwin ihh! Padahal aku udah gosok gigi lho hari ini. Masa kamu jahat banget sih ngatain aku begitu," Jessie melampiaskan kekesalannya dengan memukul punggung lelaki itu sekeras mungkin. Tak peduli dengan orang-orang di sekitarnya yang menatapnya seperti orang tak waras.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang