51. Kabar Buruk

725 77 4
                                    

HAI! MAAF KARENA MINGGU
KEMARIN CUMA UP SEKALI
LAGI HIKS... MAAPIN GAK?

OI, KASIH TAU DONG ALASAN
KENAPA KALIAN SUKA BANGET
SAMA CERITA INI?

JANGAN LUPA, PART INI KEPERGIAN DAVID KE RUSIA. JADI, SAY GOODBYE SAMA SI SADBOY SATU INI ☺👐.

~ HAPPY READING! ~

***

"Kita hanya kebetulan bertemu dan Tuhan hanya berharap kita saling mengenal, bukan mencintai,"

***

JESSIE dengan gemasnya meremas boneka beruang kutub besar di kamarnya dengan brutal. Bulu lebat yang lembut dan hangat itu bahkan lebih baik ketimbang bantal dan gulingnya sendiri membuatnya betah bermain-main dengan bonekanya layaknya anak kecil.

"Jadi, siapa yang mengirimmu?!" Jessie mengacungkan pedang mainan milik Agam ke boneka beruang tersebut.

"JAWABLAH!!"

Boneka tersebut tetap diam. Jessie pun tanpa aba-aba langsung memukul bonekanya dengan pedang mainan tersebut tanpa ampun.

"JAWAB SEBELUM KUBUAT KEPALAMU MENJADI GIGI BERLUBANG!"

Ceklek.

"Lo sakit? Berisik banget!"

Jessie menoleh ke sumber arah suara. Ia gelagapan seperti ingin menyembunyikan sesuatu. Aish, Agam memang sangat mengganggu!

"A-apaan sih! Sono pergi!" usir Jessie, paksa.

Agam memicingkan matanya curiga. Dan benar saja, ia melihat pedang mainan kesayangannya waktu kecil sudah terbelah menjadi dua. Kepalanya seperti tertimpa batu besar saat itu juga.

"L-lo apain pedang gue, anjir!" Agam memandang miris pedang mainannya dengan perasaan hancur berkeping-keping.

Jessie menyengir lebar seperti kuda. "Mianhae," jawabnya seperti tak berdosa.

Agam menghembuskan napas kesal. Di rumah sedang ada Jio dan Gina yang sedang tidur di kamar tamu. Ia benar-benar harus menahan amarahnya untuk mencincang anak tengik di hadapannya.

"Tapi kenapa..." Agam tersenyum getir.

Jessie menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gak papa sih. Tadi gue pake main soalnya,"

"LO BUKAN ANAK KECIL LAGI! ASTAGHFIRULLAH, MALU BANGET GUE KALAU SEMUA ORANG TAU LO KAYAK BOCIL BEGINI!" ucap Agam, sebal.

"GUE BUKAN BOCIL!" jawab Jessie tak terima.

"KALAU BUKAN BOCIL, NGAPAIN LO MAINAN KAYAK GINIAN?!"

Jessie menatap Agam dengan sorot mata tajam. "LAH TERUS KENAPA? GUE KAN MASA KECIL KURANG BAHAGIA!" jawabnya, jujur.

Agam tertawa terbahak-bahak. "SADAR KAN LO? BERHENTI BUAT GUE MALU, BODOH!"

Jessie terdiam. Ia menundukkan kepalanya mencerna ucapan Agam. Membuat malu? Apakah dia seperti itu? Hatinya seperti tertusuk sesuatu saat mendengarnya.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang