9. Kali Pertama

2.8K 504 352
                                    

HAI SEMUANYA! AKHIRNYA,
AKU BISA UPDATE TEPAT
WAKTU

JANGAN LUPA VOTE DAN
COMMENT GUYS!!

~ HAPPY READING! ~

***

"Tampan itu diakui, bukan mengakui."

***

"LO, tinggal disini dulu ya." Ujar Jessie dijawab anggukan dari kedua orang yang menemaninya ke toilet. Ia segera memasuki toilet perempuan seraya melepaskan sebuah kalung dengan huruf 'J' dan menitipkannya kepada Disa. Kalung itu bisa ditebak milik Jessie karena huruf depan namanya 'J'. Tapi, kalung itu punya ceritanya sendiri sehingga terlalu bersih untuk memasuki toilet. Padahal, dia juga memasang kalung dengan huruf yang sama. Hanya tuhan dan Jessie yang tahu.

Kriiing!!

Bel berbunyi di waktu yang belum tepat. Dinda dan Disa malah meninggalkan Jessie sendirian di toilet perempuan dengan menggantungkan kalung itu di keran wastafel.

Jessie membuka pintu bilik toilet dan mendapatkan kedua temannya yang sudah menghilang seperti ditelan bumi. Mungkin mereka memang tak setia, namun bagaimana kalung miliknya? Tanpa kalung itu, mungkin dirinya bisa melewati batas normal dan bisa saja bersikap anarkis.

"DINDA! DISA!! DIMANA KALUNG GUE?!!" Tanyanya dengan nada tinggi. Namun, yang datang seorang lelaki sambil tersenyum sinis di ambang pintu.

Kenapa sih? Dia harus datang disaat yang tak tepat? Jessie memundurkan langkahnya hingga mentok di ujung toilet. Lelaki itu memajukan langkahnya mendekati Jessie yang terbujur kaku tak bisa berkutik.

Kedua bola mata Jessie membulat ketika mendapat kalungnya yang ditinggalkan begitu saja dengan digantungkan di keran wastafel. Ia dengan sigap bergerak ke wastafel tersebut dan meraihnya sambil tersenyum girang.

Lelaki yang tak lain Wisnu itu melotot dan merebut kalung itu dari genggaman Jessie. Di pandangnya sebentar kalung itu sebelum beralih menatap Jessie.

"Tenang, gue bakal masangin buat lo," ucap Wisnu seraya mendekati Jessie yang pasrah dengan sikapnya. Ia memasangkan kalung itu seraya melirik ketika mengetahui Jessie memakai kalung yang sama.

Wisnu mulai mundur satu langkah sambil tersenyum menatap Jessie. "Lo punya dua kalung?" Tanyanya sembari melihat dua kalung yang bertengger di leher Jessie.

Jessie buru-buru meninggalkan toilet. Namun, untuk kesekian kalinya lengannya ditahan oleh Wisnu. Tatapan yang tadinya sinis menjadi sejuk di matanya.

"Gue ganteng ya?" Wisnu menyunggingkan senyumnya yang membuat pipi Jessie merona. Ia melepaskan tangannya dan membiarkan Jessie pergi.

Entah kenapa, cowok yang membuat nyalinya menciut membuat hatinya campur aduk. Toh, Wisnu itu memang tampan. Walau jika dibandingkan David, Jessie lebih memilih si beruang kutub itu.

***

"LO, semua jahat! Mana ada temen yang ninggalin temennya sendirian di toilet?!" Cerocos Jessie kepada Disa dan Dinda di kantin yang membuat beberapa pasang mata meliriknya.

"Abis, bel kan udah bunyi duluan, Jes." Ucap Disa.

"Lagian, lo tau sendiri kan kalo lo di toilet sampe setengah jam? Lo mau kita semua dihukum Bu Lina?" Tambah Dinda.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang