45. Hujan

664 85 0
                                    

UHUYY CIHUYY UPDATE
LAGI NIHH!! NGACUNG YUK BUAT
YANG MAU KALAU TIAP MINGGU
DOUBLE UPDATE WKWK...

BTW, DI HARI SELASA YANG INDAH
INI, KALIAN MASIH SENDIRI?
MASIH NGEHALU TAPI DIA-NYA TAK
TERGAPAI? TENANG! BERHUBUNG
AKU COWOK, KALIAN BISA KOK BERINTERAKSI SAMA AKU LEWAT DM YA! BOLEH NANYAIN APA AJA, JADI BESTIE PUN BOLEH 😆💗

~ HAPPY READING! ~

***

"Kita memang tak seharusnya bertemu. Aku dan kamu, kita hanya bertemu tak lebih karena sebuah kesalahan,"

***

LAGI dan lagi, Wisnu terlambat masuk ke dalam sekolah. Gerbang sekolah sudah ditutup dan ia dapat melihat sekitarnya tidak ada orang lagi yang berlalu-lalang. Ia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul delapan pagi. Ini semua karena ia lupa menaruh kotak obatnya dan terpaksa membongkar satu rumah untuk mencarinya.

Wisnu berdecak kesal. Bisa-bisanya, di saat ia ingin menimba ilmu, Tuhan seperti melarangnya. Masalahnya, ia tak mau bolos untuk saat ini.

"Lah gue ke sekolah ngapain?" Wisnu menepuk keningnya karena baru tersadar akan sesuatu. "Gue kan di-skors."

Mungkin karena saking ingin bertemu dengan pujaan hatinya itu, ia sampai lupa dengan hukuman skors yang diberikan oleh Bu Tania kemarin. Tidak masalah, ia bisa kembali ke rumah dan melanjutkan tidurnya yang terpotong dan menjelajahi alam mimpi sekali lagi.

Oh ya, Mila sendiri tidak mengetahui masalah yang menimpa Wisnu sekarang. Cowok itu hanya tidak ingin perlakuannya bisa menimbulkan masalah baru ke depannya. Hampir semua masalah yang terjadi padanya tak pernah ia ceritakan ke Ibunya sendiri. Alasannya? Ia takut kalau Mila akan kecewa kepadanya. Ia hanya takut dengan hal itu.

Mila hanyalah satu-satunya orang yang Wisnu miliki. Wisnu hanya ingin membuat Ibunya itu bahagia walaupun Ayahnya sendiri di rebut oleh orang yang ia kenal. David Atlanta Langit, adalah saudaranya yang berbeda Ibu. Dan ia sendiri akan bersumpah tidak akan mengakui David sebagai saudaranya. Ia juga masa bodoh dengan Ayahnya yang kini hilang entah kemana. Yang terpenting, Wisnu masih memiliki Mila yang selalu setia menemaninya di saat duka dan suka.

Motor ninja berwarna hijau tersebut mulai melaju membelah jalanan yang tampak sepi pagi itu dengan kecepatan di atas rata-rata.

Wisnu menepi ke jalanan ketika melihat seorang anak kecil menangis karena diserang beberapa preman. Ia melepaskan helm fullface miliknya dan mulai...

Bugh!

Satu bogem mentah mendarat di pipi salah satu preman yang memiliki badan yang gempal. Wisnu menarik smirk andalannya dan mulai menghajar preman tersebut satu per satu. Satu melawan lima, banyak sekali bukan?

"Awas aja ya lo! Ikut campur aja!" ucap salah satu preman berkulit cokelat seraya memberikan satu pukulan yang langsung membuat Wisnu terhuyung ke belakang.

"KAKAK!" teriak anak kecil tersebut sambil memegang punggung Wisnu dengan tatapan khawatir.

Wisnu mengerang kesakitan seraya memegang perutnya yang terasa perih. Ia melirik sejenak anak kecil tersebut. "Kamu pergi sekarang! Kamu bisa kenapa-kenapa kalau di sini!" titahnya sembari mengambil ancang-ancang untuk membalas pukulan preman tadi.

"T-tapi..."

"Pergi!" titah Wisnu sekali lagi dengan suara yang sedikit meninggi.

Anak kecil tersebut mengangguk kecil. Ia langsung menjauh meninggalkan tempat tersebut seraya sesekali menoleh ke Wisnu yang sedang berkelahi dengan para preman yang sering kali memalaknya itu. Tak jauh, ia hanya bersembunyi di balik kotak sampah berukuran besar untuk berjaga-jaga kalau nantinya orang yang menolongnya itu terluka.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang