4. Dekat?

3.6K 717 539
                                    

TERIMA KASIH YANG SUDAH
MEMBACA DAN MENGIKUTI
SELALU CERITA INI

AKU BILANG TERIMA KASIH
SEBANYAK-BANYAKNYA BUAT KALIAN YANG SUKA BACA CERITA INI :')

THANK YOU SO MUCH
FOR YOU, READERS ❤❤

~ HAPPY READING! ~

***

"Jangan terlalu memberi harapan kepada orang yang tak selamanya baik,"

***

JESSIE memotong kerumunan orang-orang yang berkumpul melihat mading. Beberapa orang yang melihat keberadaan Jessie langsung mundur menjauhinya.

"Ih, nggak pantes jadi orang waras,"

"Pansos banget ya dia,"

"Cantik kagak, tapi pacaran sama kak David,"

Jessie sejujurnya risih mendengarnya. Tapi, dia lebih penasaran dengan namanya yang ada di mading. Sebuah kertas berwarna merah muda menempel di kaca mading. Jessie langsung menariknya dan membacanya sendirian.

Berita Hot!

Jessie Adeline Farasya, anak kelas 11 IPS 3 dikabarkan punya hubungan spesial dengan David Atlanta Langit. Hubungan apakah itu? Apa mereka memang sudah menjalani backstreet sejak dulu?

Jessie meremas kertas itu seraya menahan air matanya yang hampir tumpah. Sekarang, ia tahu bagaimana rasanya menjadi orang populer dadakan di sekolahnya. Seketika banyak kabar burung yang tentu hanya hoax semata.

***

DAVID memakai sabuk pengamannya dan duduk manis di depan jok mobil. Marina yang kali ini mengendarai mobil.

Mobil putih bermerek Porsche itu melaju di jalanan kota Jakarta yang padat sore itu. David membuka kaca mobilnya dan membiarkan angin sore menusuk kulitnya.

"Kamu masuk angin lho nanti," ujar Marina seraya mengunci kaca mobil agar tak bisa dibuka.

David mengerucutkan bibirnya. Rasanya, wajah tampannya yang tingkat dewa berubah menjadi imut.

Mobil Porsche itu berhenti di depan sebuah rumah besar. Seorang pelayan segera membuka pagar dan menyambut hangat kedatangan Marina dan David.

"Selamat sore," Satria, bodyguard yang selalu menemani David menyambut hangat tuannya.

David tersenyum dan merangkul Satria yang baginya sudah menjadi sahabat akrabnya. Tanpa Satria, mungkin ia sudah masuk rumah sakit jiwa karena tanpanya ia menjadi depresi dan dapat melakukan hal yang di luar batas.

David merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk. Tak seperti di rumah sakit yang ranjangnya keras seperti batu.

"Saya buatkan kopi hangat, Tuan?" Tanya Satria.

David tersenyum dan mengganguk. Satria segera beranjak dari kamar David hendak membuatkan yang diminta David.

Drrtt...

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang