64. Surat Dari David

535 70 5
                                    

YIPPIE! UPDATE LAGI! SIAPA
NIH YANG UDAH NUNGGUIN?
NGACUNG DULU ANAK-ANAK
ABSENNYA PAGI INI!

HAPPY BIRTHDAY UNFORGETTABLE
MEMORIES YANG KE 1 TAHUN! HAHA, DARI YANG AWALNYA WACANA BAKAL NAMATIN U.M AGUSTUS EH MALAH KETETERAN WKWK...

JANGAN LUPA RAMAIKAN SETIAP
KOLOM KOMENTARNYA BUAT
NEXT PART SELANJUTNYA-!!

~ HAPPY READING! ~

***

"Cerita panjang kita sudah selesai. Aku hanya ingin meminta, jangan berharap lebih lagi,"

***

SEMENJAK pertemuan singkatnya dengan Wisnu, Jessie sepanjang perjalanan pulang terus menutup mulutnya. Agam yang melihat perubahan sikap Jessie yang tiba-tiba pun langsung peka dengan keadaan.

Sesampainya di rumah saja, Jessie langsung naik ke atas dan mengunci kamarnya dari dalam. Ia tak mempedulikan Agam yang terus-terusan memaksanya untuk membukakan pintu.

"Jes! Bukain pintunya! Lo belum makan siang," ujar Agam sambil menggedor pintu kamar Jessie berusaha sabar menghadapi adiknya yang menyusahkannya itu.

Jessie menutup telinganya rapat-rapat. Musik lagu-lagu galau seiring berganti mengalun dari ponselnya untuk ikut meredam suara Agam yang mengganggunya.

"JESSIE ADELINE ANAK PAK EFFENDI! BUKA PINTUNYA!!" kali ini, Agam langsung menaikkan oktaf suaranya hingga tetangga sebelah sudah intip-intip siaga satu.

Jessie berdecak kesal. Rambutnya yang berantakan menutupi wajahnya. Ia langsung kembali menutup kepalanya dengan bantalnya.

Agam menghembuskan napas berat. Ia bisa mati muda menghadapi cewek yang sedang galau ini. Ia harus mencari ide agar Jessie ingin keluar dari kamarnya.

Sebuah ide cemerlang lewat begitu saja dalam otak Agam yang se-sempit biji anggur itu. Menakut-nakuti Jessie sepertinya cara yang patut di coba.

"Jes, entar ada Kuntilanak ngeden lho di kamar lo! Belum lagi pocong ngeden, hiii..." ujar Agam sambil tertawa dalam diam.

Jessie sontak mengangkat wajahnya seraya menatap sekeliling kamarnya dengan wajah yang parno. Ah benar juga, ia harus mengurangi waktunya sendirian supaya Kuntilanak dan Pocong ngeden tidak mengganggunya.

"Nah lho, Jes! Siapa itu nangkring di jendela lo!" ucap Agam menakut-nakuti lagi.

"AGAMM!!" rengek Jessie karena ketakutan dengan bualan Agam.

"JES! ITU SIAPA DI SAMPING LO?!"

"SIALANNN!!" Jessie mengumpat kasar sembari melompat dari kasurnya dan membuka pintu bersembunyi di balik tubuh Agam dengan badan yang sudah keringat dingin. Sedangkan itu, Agam malah asyik menertawakan dirinya.

"Nah, akhirnya lo keluar juga," ucap Agam seraya menyodorkan sepiring nasi dengan lauk seadanya ke pada Jessie. Lah, memang Agam siapa harus memasakkan makanan untuk Jessie?

"Lo ganggu aja," ujar Jessie dengan nada suara tidak bersahabat.

Agam tertawa cengengesan. "Ya maaf, atuh. Nah, mending sekarang lo makan nih biar gak meninggal. Capek tau masakin ini," katanya sok dramatis.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang