72. Telah Dimulai

472 63 6
                                    


ENTAH KESAMBET APA SIH AUTHOR GANTENG YANG SATU INI SAMPE MARATHON NULISNYA SAMPE ENDING DEMI KALIAN SEMUA. MAKANYA, SPAM KOMEN TERUS BUAT NEXT YA-!!

JANGAN LUPA VOTE DULU!
SHARE JUGA KE TEMAN-TEMAN KAMU
CERITA INI BIAR MAKIN RAME KE DEPANNYA HEHEHE...

~ HAPPY READING! ~

***

"Dirinya selalu tersenyum seakan-akan yakin kalau semua luka dan beban yang di pikulnya akan tertutupi di hadapan orang-orang,"

***

JESSIE tak bisa berhenti menangis di dalam pelukan yang hangat Wisnu yang turut menenangkan hatinya. Ia ingin berhenti menangis, tetapi itu sangat sulit.

Wisnu mengelus punggung Jessie dengan penuh kasih sayang. Sialnya, air matanya juga turun. Seorang singa pemimpin geng motor terbesar di Jakarta ini menitikkan air matanya karena dia, Jessie Adeline Farasya.

"Gue sayang banget sama lo, Jes," ucap Wisnu dengan suara melirih.

"Hiks... g-gue minta maaf,"

"Berhenti ngomong kayak begitu," Wisnu memegang kedua bahu Jessie yang bergetar, dan keduanya pun terlibat kontak mata.

"Gue yang salah di sini. Gue jelasin ini juga karena gue gak mau lo salah paham kenapa gue jadi orang jahat begini," ujar Wisnu seraya menarik seulas senyum lebarnya.

Jessie mengelap air mata yang sudah membasahi hingga ke pipinya. Ia takjub dengan sosok Wisnu yang hebat dalam menyembunyikan lukanya dengan tersenyum seperti ini. Benar kata pepatah, di atas langit masih ada langit. Di atas kita masih ada orang yang lebih menderita dan memerlukan perhatian ketimbang kita.

"Lo orang baik, Wisnu. Gue tau itu," jawab Jessie.

Wisnu terkekeh pelan seraya kembali mendekap Jessie dalam pelukannya. Ah, ia sangat merindukan gadisnya yang satu ini sampai-sampai ia ingin memeluk Jessie setiap detiknya!

"Makasih ya, Jes. Pernah jadi pacar gue. Seenggaknya, gue pernah bahagia karena ada lo di samping gue waktu itu. Dan makasih juga, buat ada di samping gue sekali lagi sekarang," ucap Wisnu.

Di saat mereka saling berpelukan, meruntuhkan rasa rindu yang berkepanjangan yang begitu membuat mereka gila. Seseorang menatap nanar keduanya dengan hati yang hancur berkeping-keping.

Ya, dia David. Dadanya terasa sesak dan seperti di himpit oleh batu besar di atasnya. Menyakitkan, melihat orang yang berbohong tak ingin berjumpa dengannya malah pergi bersama orang lain.

"Aku sayang kamu," ungkap Jessie yang langsung di balas tawa kecil dari Wisnu.

"Me too, Jeje!"

David mundur perlahan-lahan, tak mau mengganggu saat-saat kedua sejoli tersebut. Meski ia sangat marah dan ingin langsung memisahkan keduanya, David memilih untuk menghancurkan egonya.

Cowok itu masuk kembali ke dalam mobilnya sambil membanting stir mobil dengan keras. Bodoh! Ia seharusnya tak pergi kemari karena itu hanya menyakiti perasaannya saja.

David langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota Jakarta. Dirinya butuh pelarian kembali, mungkin club adalah tempat yang cukup baik baginya. Ia pikir, dengan menjadikan Jessie sebagai prioritasnya akan membuatnya bahagia dengan kehidupan barunya.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang