35. Wiwin & Jeje

924 136 59
                                    

TUMBEN KAN AKU UPDATE CEPAT? PENGEN GINI TERUS GAK? KOMENNYA UMI ABI...

HAPPY READING!

***

"Jessie, take my hand," -Wisnu Alderich

***

"BERI aku waktu, Wiwin," Jessie menarik seulas senyum tipis seraya menyelipkan helaian rambut yang menganggu pemandangannya ke belakang daun telinganya. Ya, ia tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan yang tepat. Ia mencintai Wisnu. Dan kalian juga sudah menjadi saksi dari kisah mereka.

Wisnu tak dapat menahan luapan bahagianya saat Jessie memanggilnya 'Wiwin'. Nama panggilan yang lucu. Tangan kanannya mengelus pucuk kepala Jessie dengan lembut. Semerbak harum bunga melati menusuk hidungnya yang membuatnya semakin nyaman dalam waktu-waktu seperti sekarang.

"Kalau kamu panggil aku Wiwin. Terus, aku panggil kamu apa? Mami, Bunda, atau Umi?" ucap Wisnu sambil tertawa.

Jessie memukul pelan tangan Wisnu sembari mencebik kesal. "Gak so sweet tau,"

Tangannya beralih mengelus pipi Jessie yang menggembung seperti ikan buntal. Imut, pikirnya. Manik matanya menatap dengan detail ciptaan Tuhan yang luar biasa ini.

"Nanti kalau kita udah pacaran, aku panggilnya Jeje deh. Gimana?" usul lelaki itu.

"Jeje?" beo Jessie sambil memikirkan sejenak panggilan tersebut. "Jeje siapa?"

"Kamu kan?" Wisnu bertanya balik. Mungkin saja, cewek di hadapannya ini otaknya sedikit miring akibat terlalu bahagia telah menjadi pasangannya.

"Bentar? Hah?"

"Hah?"

"NGENGGGG... PUNTEN, NYAMUK MAU LEWAT," Tiba-tiba saja, muncul Arya mengejutkan mereka sambil membawa payung berwarna merah muda. "MAU HUJAN KAK. OJEK PAYUNG TERDEKAT TIGA JUTA AJA LIMA SENTI."

"Apaan sih lu! Ngerusak suasana aja," ujar Wisnu kesal seraya menoyor kepala Arya.

Arya terkekeh pelan. "Lanjutin aja paduan suara 'Hah-Hah' tadi. Membagongkan,"

"Hah?" Benar juga prasangka Wisnu barusan. Jessie benar-benar sedang blank otaknya.

"Nah gitu dong," Arya mengacungkan dua jempolnya ke Jessie sambil menyengir lebar. Tentu saja, ia sudah mendapat panggilan Ilahi lewat Wisnu yang sudah menatapnya tajam.

"Dah sono lo! Ngapain juga coba lo kesini. Gabung sana sama yang lain," usir Wisnu.

"Ngapain gue pergi? Itu mereka," Arya mengacungkan jari telunjuknya ke sebuah dinding dimana Adam, Kinos, dan anggota Xeagle lainnya sedang mengintip untuk mendapatkan sedikit jatah sisa bumbu-bumbu romantis yang mereka tonton.

"Mampus dah! Wisnu lihatin kita," ucap Kinos.

"Gak ada adegan epiknya gitu coba. Kan, gak seru jadinya," celetuk Adam.

Fatih tiba-tiba datang seraya menjitak kepala Adam dengan keras hingga menggema di sepanjang lorong itu. "Otak lo, jangan keseringan. Gak baik buat lo,"

"Sakit anjir!" Adam hanya bisa meringis memegang kepalanya yang berdenyut. Biasa, di anggota inti Xeagle pasti ia yang paling ternistakan.

"WOYY NGAPAIN LO PADA DI SANA!" ucap Wisnu dengan nada tinggi. Seketika itu juga, mereka langsung berlari kocar-kacir dan hanya terdengar sayup-sayup suara tawa mereka.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang