50. Beruang Kutub

668 78 0
                                    

HEYYO GUYS-!! APA KABARNYA?
ADA YANG RINDU UPDATE
GAK MINGGU INI?

SAMPAILAH KITA DI PART 50 YEAAY! SETELAH HAMPIR PENGEN UNPUB CERITA INI, TAPI NYATANYA SAMPAI SEKARANG MASIH LANGGENG WKWK. DO'AIN BIAR LANCAR AJA YA 💗.

FYI, PART KALI INI TUH NYESEK BANGET KATA AKU SIH. JADI, BIAR MAKIN ASYIK NIH, JANGAN LUPA SETEL LAGU SAD BIAR DAPET FEELNYA!

🎼 Kamu dan Kenangan
[Maudy Ayunda]

~ HAPPY READING! ~

***

"Mirisnya, perpisahan ini tidak
ada kata selamat tinggal,"

***

"Itu tempatnya," ujar Wisnu dengan raut wajah berseri-seri. Untung saja, motor kesayangannya itu tak digondol maling.

Jessie terdiam kaku. Tempat ini ia masih mengingatnya. Warteg dekat rumah sakit yang menjadi saksi pertemuan untuk sekian kalinya dia dan David. Ya! Benar ini tempatnya.

"Ayo buruan!" Wisnu menatap heran Jessie yang masih terdiam.

Jessie sedikit tersentak. Ia lantas hanya mengangguk kaku dan mulai berjalan kecil. Ada satu hal yang ia khawatirkan. Bagaimana nantinya jika Bu Sari yang merupakan pemilik warteg itu masih mengenalnya? Ini akan menjadi masalah buruk untuknya.

Wisnu merasakan sedikit kejanggalan pada Jessie. Ada apa dengan kekasihnya tersebut?

"Hei, kamu kenapa?" tanya Wisnu.

"Eh? G-gak papa, kok," jawab Jessie, kaku.

Wisnu berhenti sejenak, lalu memutar badannya untuk memastikan langsung keadaan Jessie. Wajah gadis itu tampak kelelahan. Pasti karena mereka jauh-jauh dari komplek perumahan hingga kemari hanya untuk mengambil motornya.

"Lo kalau capek istirahat aja disana dulu. Entar kita juga bakal makan malam," ucap Wisnu dengan sorot mata khawatir.

Jessie tersenyum simpul membalas tatapan Wisnu dengan teduh. "Iya. Kamu gak usah khawatir."

"OY, KASEP! KUNAON TEH BERDIRI DI SITU AJA? AYO KESINI!" terdengar sayup-sayup Bu Sari memanggil Wisnu dari dalam wartegnya. Sial, Jessie semakin panik.

"Ehm, aku tunggu disini aja deh ya?" pinta Jessie.

Wisnu mengerutkan keningnya kebingungan. "Kenapa? Kan kita mau makan malam,"

Jessie meringis pelan seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Sekarang bagaimana? Haruskah ia menuruti kemauan Wisnu? Atau tetap bersikeras dalam keinginannya sendiri?

"EH, WISNU! DENGAR SUARA EMAK GAK?" Bu Sari kembali memanggil mereka.

Wisnu menoleh. "Iya, Mak! Sebentar dulu!" jawabnya.

"Ayo cepetan! Aku udah laper banget, nih," Wisnu masih terus memaksa Jessie untuk segera menghampiri Bu Sari yang tampak excited menyambut kedatangan Wisnu.

Jessie mengembuskan napas pasrah. Ia pun menuruti Wisnu, membalasnya dengan anggukan kecil. Tuhan, semoga tidak ada masalah yang terjadi nantinya.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang