NOPE, CAPEK NYAPA. SOALNYA
TAU KALIAN BAIK-BAIK AJA,
SEHAT SELALU. KALAU GAK SEHAT
YA KALI BACA WATTPAD :/GAK TAU DEH, CAPEK JUGA
INGETIN TERUS. SEBELUM MULAI
BIAR GAK AMNESIA MENDING
PENCET DULU BINTANGNYA.RAMEIN JUGA KOMENTARNYA!
MAU CEPET UPDATE GAK NIH?
OH GAK MAU? BAGUS MWEHEHE...~ HAPPY READING! ~
***
"Di saat manusia tak ada lagi yang ingin menolongmu dari dalamnya jurang yang gelap, sesungguhnya Tuhan selalu menjadi tempat yang terbaik bagimu,"
***
MOBIL sedan berwarna hitam legam itu berhenti di depan pagar rumah yang tak terlalu besar itu. Hanya satu lantai, walau begitu pekarangannya memang begitu luas.
David menghembuskan napas berat. Satu hal yang membuatnya mendatangi tempat ini, yakni untuk memberikan beberapa surat yang memang di tujukan untuk Wisnu dan Ibunya. Niatnya baik, kok.
Lalu, ia harus bagaimana setelah datang? Masuk, memencet bel, di buka pintu oleh Wisnu atau Mila, di usir. Negative thinking sekali memang.
"Huft," David membuka pintu mobilnya. Dan di saat yang bersamaan, seseorang keluar dari rumah tersebut.
Wisnu menatap orang yang berdiri di depan pintu pagarnya, menerka siapa orang tersebut. Cowok itu berjalan mendekati David.
"Siapa?" tanya Wisnu seakan-akan tak mengenali David yang memang fisiknya berubah signifikan.
"Ini gue," jawab David.
Wisnu langsung merasa familiar dan tahu pasti siapakah orang tersebut. Ia sedikit terkejut melihat perubahan tubuh David yang memang berbeda semenjak terakhir kali mereka bertemu. David terlihat lebih kurus, kulitnya pucat, dan rambutnya yang botak walau tertutup oleh topi.
"Wisnu! Gue mau ngomong!" ucap David.
Wisnu menghentikan langkahnya sejenak. "Maksud lo? Buat apa dateng ke sini? Gak ada yang harapin lo buat dateng," ketusnya.
"Gue mau ngasih sesuatu,"
Cowok itu menaikkan sebelah alis kanannya. "Apa?" tanyanya agak kasar.
David pribadi pun juga agak bingung bagaimana cara memberikan buku harian Arthur kepada Wisnu. Yang ia takutkan justru apakah nanti Wisnu marah kalau ia memberi buku ini?
Wisnu terluka akan masa lalunya yang di tinggal Ayahnya, dan David sendiri lah yang merebutnya. Masa kecilnya ternyata ia adalah tokoh yang antagonis sekali.
"Lama," Wisnu kembali berjalan hendak mengeluarkan motornya di garasi, namun dengan cepat David langsung mencegahnya.
"I-ini. Buat lo," ujar David seraya menyodorkan buku harian milik Arthur kepada Wisnu.
Awalnya, Wisnu sedikit ragu untuk menerimanya. Ia melirik sejenak buku tulis dengan sampul yang terbuat dari kulit dan sudah sangat usang tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Memories [END]
Roman pour AdolescentsEND (TAMAT) PART MASIH LENGKAP ~~~ Jessie Adeline Farasya. Agak tomboi, tapi bisa feminim berhubung langsung dengan keadaan moodnya. Gadis biasa yang harus menerima sebuah konflik percintaan yang rumit dalam hidupnya setelah terlibat sebuah kecelak...