29. Keajaiban

1.1K 216 132
                                    

IYA NIH UPDATE 😁😁
MAAP ATUH KALAU KELAMAAN, 100 KOMEN DOUBLE UPDATE KOK

BTW, MAKASIH BANYAK YA BUAT YANG DUKUNG U.M. DARI AWAL LIRIS SAMPAI SEGEDE INI 😊😊

GA MAU TAU! PLAY MULMED! ASYIK SUMPAH 😢😢

***

"Aku bingung, kenapa semesta begitu kejam kepada kita yang hanya ingin bersatu,"

***

JESSIE termenung seraya menatap kosong Wisnu yang sedang terbaring lemah di brankar. Hampir setengah jam, ia menunggu kabar dari dokter dan perawat yang terus berusaha dengan ekstra untuk membuat Wisnu kembali ke posisi normalnya.

Itu bukan Wisnu yang Jessie kenal.

Wisnu yang ia kenal itu, keras kepala, menyebalkan, tapi suka berbuat hati berbunga-bunga tanpa izin. Apalagi, lelaki brandal itu juga terkesan humble dan enerjik layaknya anak kecil.

Kini? Entahlah. Ia hanya mengharapkan secercah keajaiban agar Wisnu tak pergi dari dunia ini. Seperti yang terjadi di mimpinya.

Untung mimpi.

Jessie memutar bola matanya menatap sekelilingnya. Keluarga Wisnu sampai anggota Xeagle masih siap menunggu dengan perasaan harap-harap cemas.

Ia menghembuskan napas panjang. Lalu mengadahkan kepalanya menatap langit-langit. Disana terbayang-bayang kenangan yang pernah ia lalui berdua dengan Wisnu.

Tunggu? Ia merasakan ada yang aneh dengan dirinya.

Apa dia jatuh cinta dengan Wisnu?

Jantungnya seketika berdegup dua kali lebih kencang dari biasanya. Ia semakin yakin jika perasaannya kepada Wisnu itu semakin jelas menampakkan dirinya.

Jessie masih plin-plan dengan kondisi pikirannya sekarang. Ia jujur, sudah jatuh hati dengan David sejak pandangan pertama. Tapi? Mengapa Wisnu berhasil menyalip David dengan mudah di hatinya?

"Bolaaa..."

Jessie tersadar ketika sebuah bola berhenti menyentuh tumitnya. Ia sontak menundukkan kepalanya untuk meraih bola kecil berwarna hijau tersebut.

"Kembaliin yang Wawa!"

Jessie tersentak kaget melihat reaksi seorang anak lelaki kecil sedang mencebikkan bibirnya kesal sembari menatapnya tajam.

"Eh? I-ini," ujar Jessie sambil menyodorkan bola tersebut.

Bocah lelaki itu menerimanya lalu memeletkan lidahnya seraya berlari tanpa dosa. Jessie heran dengan bocah itu. Dia tidak polos seperti kebanyakan anak seumurannya.

"Dek? Mau permen?" Tawar Jessie sembari merogoh sakunya. Kedua bola mata anak kecil itu seketika berbinar-binar menatap tangan Jessie yang menggenggam satu stik permen.

"Mau dong," dengan tanpa dosanya anak kecil itu melompat meraih permen itu hingga membuat Jessie terperanjat kaget.

Anak siapa sih ini? Calon manusia otak miring keknya, batinnya dalam hati.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang