22. Kepingan Cerita

1.3K 285 56
                                    

BENER-BENER NGGAK NYANGKA KALAU KALIAN EXCITED BANGET NUNGGUIN UPDATE, TERHARU TAU PADAHAL CERITANYA BOSENIN BANGET :'

-HAPPY READING!-

***

"Dia berani saja meraihnya, hanya saja pasti membawa kecewa,"

***

HARI ini, Jessie kembali ke sekolah kesayangannya. Diantar oleh Laura sudah membuatnya mulai terbiasa antar jemput menggunakan mobil semenjak kecelakaan yang di alami Agam. Padahal, Jessie selalu mabuk saat menaiki mobil.

Kedatangan Jessie di sambut hangat oleh teman-teman sekelasnya. Tentu saja, Jessie merasa dirinya sangat spesial.

"Kemana aja lo, Jes? Kelas jadi sepi gak ada lo," ujar Dhiya, si ketua kelas.

"Iya tuh, bosenin banget sumpah," timpal lainnya.

Jessie terkekeh pelan, "Beneran nih? Gue terhura jadinya,"

Jauh di ujung sana, ada sepasang mata yang menatapnya penuh benci. Orang itu mengepalkan tangannya kesal sambil menendang kasar tempat sampah di hadapannya.

"Kenapa coba dia bisa hidup lagi?! Kesel banget gue," ucap Nasya dengan nada tinggi.

Nasya sangat bahagia ketika mengetahui Jessie sedang sekarat di rumah sakit gara-gara kelakuannya. Ia sempat takut ia akan di tangkap polisi saat olah TKP. Entah mengapa kasus ini malah kebanyakan mengacung ke David.

Matanya melirik tajam cewek yang sekarang ada di hadapannya. "Bayaran lo bakalan gue potong setengah!"

Disa yang sedari tadi menunduk langsung memprotes. "Lho, kenapa?" Tanyanya.

"Gak becus gue bayarin lo. Kalau lo mau bayaran lo naik lagi, lo harus nyakitin Jessie! Gak nerima penolakan!"

Disa menghembuskan napas berat. Berapa kali lagi ia harus menyakiti sahabatnya sendiri? Disa sebenarnya sudah tak kuat bermain seperti ini. Hanya saja, keadaan Ibunya yang semakin memburuk membuatnya tak bisa menolak dari tawaran Nasya.

"Ta-tapi kak--"

"Nggak ada tapi-tapian!" Sela Nasya seraya menatap Disa geram, "Lo mau nyokap lo meninggal?"

Disa menunduk sembari menggelengkan kepalanya pelan. Ah, mengapa Tuhan harus memberikannya pilihan yang rumit? Ia ingin mempertahankan persahabatannya dengan Jessie. Namun, di sisi lain juga, ia harus mencari uang untuk biaya berobat Ibunya. Hanya tawaran Nasya yang menurutnya cocok.

Disa tahu, jalan yang ia pilih ini terlalu kejam, apalagi keadaan Jessie yang pastinya masih rapuh. Kalau pun ada pekerjaan yang lebih baik dan halal, ia sudah pasti tak akan menyakiti Jessie.

"Gimana? Sejuta kali ini. Itu lebih dari cukup buat bayar perobatan nyokap lo," Nasya terus menggoda Disa dengan tawaran menggiurkan darinya.

Seperti orang bodoh yang seakan-akan percaya dengan godaan setan, Disa mengganguk lemah.

***

"SEBENARNYA, ada apa di rumah?" Tanya Ivan to the point.

David langsung menghentikan acara sarapannya. Ia menatap Ivan sejenak, lalu kembali menyantap sepiring mie gorengnya. Ia tak mau membawa Ivan dalam masalahnya.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang