14. Lebih Dalam

1.9K 389 226
                                    

HALOO SEMUANYA!!
KEMBALI DENGAN PART KE-14 

~ HAPPY READING! ~

***


"Salahkah aku jika mencintai
yang berbeda?"

***

Dinda terdiam seribu bahasa. Walau pertanyaaan Jessie sangatlah pendek, padat dan jelas. Entah mengapa, ia takut akan sesuatu akan terbongkar.

"Lagian, gue nggak tau juga kenapa sebelumnya kita berantem gak jelas begini. Gak ada asal-usulnya," lanjut Jessie.

Keringat dingin bercucuran membasahi pelipis Dinda. Ia menunduk menatap Disa yang terbaring dengan mata terpejam. Sungguh, dirinya tak mau membongkar rahasia yang sudah ia pegang dan bersumpah takkan ia umbar-umbar.

"Jes..." panggilnya, "Gue nggak bisa jawab pertanyaan lo." Ucapnya.

Jessie mengernyitkan dahinya seraya memicingkan matanya curiga. "Kenapa?" Tanyanya.

"Ehm...." Dinda berdehem panjang. Mencari alasan yang sempurna. Beruntungnya ia ketika Wisnu membuka pintu UKS dan berdiri di ambang pintu.

Wisnu melangkahkan kakinya mantap hingga berhenti di hadapan Jessie. Tangan kanannya meraih tangan Jessie dan menggengamnya.

"Ikut gue yuk," ajaknya seraya menggengam tangan Jessie.

"Kemana?" Tanya Jessie.

Wisnu beralih menatap Disa yang masih terbaring belum sadar dari pingsannya, kemudian kembali menatap Jessie yang menunggu jawaban darinya.

"Pokoknya ikut aja," ucap Wisnu sambil menarik tangan Jessie.

Jessie hanya pasrah dan membiarkan dirinya ditarik seperti kambing. Ia hanya bisa menatap Wisnu dengan wajah berseri-seri sedang menariknya. Hingga mereka berhenti di taman belakang sekolah.

Jessie sudah dapat menebak, disana hanya ada segerombol teman-teman Wisnu yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Oh, Wisnu!!" Arya melambaikan tangannya ke atas menyuruh Wisnu segera mendekat.

Wisnu kembali menyeret Jessie menuju tengah-tengah taman dan melepaskan genggamannya. Ia menatap Jessie yang masih keheranan dengan maksudnya mengajaknya ke taman belakang sekolah.

"Cuma pesta kecil-kecilan. Lagian, lagi belajar matematika, jadi bolos aja," ujar Wisnu dengan santainya.

"Ikut aja cantik, nggak gigit kok," ucap Adam yang sedari tadi menata makanan di atas meja.

"Lagian, si Kinos lagi ulang tahun, ikut ya," bujuk Wisnu memasang senyum yang tertera di bibirnya.

Jessie mengganguk. Sumpah, ia tak mau ikut-ikutan dalam kelompok Wisnu yang dikenal punya geng motor yang galak dan ditakuti. Jauh di hatinya, ia menyesal mengatakan kalau ia akan menerima Wisnu saat ia akan menginjak kelas sebelas.

"Yaudah, sini Ki! Lo mau tiup lilinnya nggak?" Tanya Wisnu.

"Iya iya, kayak anak kecil aja beginian," jawabnya sembari memasukan ponselnya ke dalam saku karena sedari tadi ia bermain game online.

Fatih mengeluarkan korek api dan mulai menyalakan api di atas lilin. Semuanya pun ikut menyanyikan lagu yang biasa di nyanyikan saat ulang tahun.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday, happy birthday
Happy birthday to you

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang