59. Toxic Relationship

515 63 0
                                    

HAI! APA KABARNYA HARI INI?
BAHAGIA TERUS YA, WALAU
DUNIA INI MEMANG TIDAK
SESUAI REALITA KAMU.

10 - 15 PART LAGI KIRA-KIRA,
UNFORGETTABLE MEMORIES
BAKALAN RESMI TAMAT. AKU
BANGGA DENGAN DIRI AKU
SENDIRI SUDAH BERJALAN SAMPAI SEJAUH INI. DAN ITU TAK LEPAS DARI DO'A DAN DUKUNGAN KALIAN.

TERIMA KASIH BANYAK!
AKU SAYANG KALIAN!

~ HAPPY READING! ~

***

"Ini masanya, kita takkan pernah
saling menyanyangi seakan-akan kita memang tak pernah saling mengenal sebelumnya,"

***

SEMUANYA terkejut bukan kepalang. Nasya akan di drop out dari SMA Bina Dharma setelah semua yang ia lakukan kepada Jessie. Cewek itu terlihat sangat terpukul mendengarnya, apalagi kedua orangtuanya.

"Apa-apaan maksud Bapak?! Anak saya sudah kelas sebelas, Pak! Sebentar lagi dia akan naik kelas dua belas, dan Bapak mau D.O dia dari sekolah?!" nada bicara Rita meninggi. Ia tak terima anaknya di keluarkan begitu saja dengan mudahnya.

"Kami akan bayar sekolah berapa pun. Kalian mau berapa?" dengan santainya, ayah Nasya langsung melakukan sebuah penawaran ke pihak sekolah seperti tak tahu malu.

Apakah semua masalah selesai begitu saja hanya dengan uang? Ah, lalu bagaimana nasib mereka yang mencari makan pun harus kerja keras banting tulang? Dunia memang setidak adil ini kah?

"Lancang sekali anda! Anak anda itu sudah melukai anak saya!" ujar Laura yang langsung tersulut.

"Mama... aku gak mau putus sekolah, hiks," Nasya tampak menangis dalam dekapan Ibunya. Jessie pun di buat iba karenanya.

"Dengar, gak? Anak saya masih mau sekolah dan punya mimpi yang panjang! Kenapa malah anda yang sewot? Kan yang nyogok juga suami saya, yang terima juga sekolah," ucap Rita.

"Mah, udah," Jessie menarik tangan Laura untuk duduk kembali berusaha menetralkan suasana yang kian memanas.

"Gak semua masalah selesai karena uang! Saya gak akan terima!"

"Sudah-sudah, Buk. Jangan bertengkar dulu," celetuk Bu Tania.

"Sekolah gak akan nerima berapa pun biayanya. Berita ini pasti sudah tersebar kemana-mana dengan cepat. Mau menerima pun, sekolah pasti bakal kena getahnya," ujar Pak Gunawan menolak uang sogokan dari keluarga Nasya.

"Mah, aku gak mau putus sekolah. Semua ini salah dia, Ma! Harusnya dia yang drop out, bukan aku!" teriak Nasya sambil menunjuk-nunjuk ke arah Jessie.

"Maksud kamu apa lagi sih?! Anak saya yang di lukain kok masih aja nyalahin Jessie. Mau ngelak gimana kamu?!" Laura sudah sangat muak. Siapa yang salah, siapa juga yang di tuduh bersalah.

"Itu beneran gara-gara dia! Dia yang udah rebut David dari aku!"

"Aku gak buat apa pun," Jessie menggelengkan kepalanya pelan seperti anak kecil polos yang tak tahu apa-apa.

"Gak usah bohong kamu! Nasya gak bakal ngelakuin ini kalau bukan kamu yang bikin salah duluan! Dasar anak pembawa sial. Mati aja kamu!"

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang