SPESIAL CHAPTER 3

964 66 10
                                    

FYUH~ LEGA BANGET DAH MY HEART ABIS SELESAI NULIS PART INI. MASIH ENGGAK RELA CERITANYA BENAR-BENAR TAMAT. BAKALAN GAMON SIH SAMA CERITA INI.

AND, AKU PUNYA INFO YANG PASTINYA BIKIN KALIAN SENANG BANGET DENGERNYA-!! NANTI AKU POST SETELAH CHAPTER INI YA!

~ HAPPY READING! ~

***

"Terima kasih, untuk segala cerita indah yang sudah kita lalui bersama di bulan November,"

***

GADIS itu mengecup singkat batu nisan bertuliskan nama Wisnu tersebut. Ia tersenyum tipis, seraya membersihkan rerumputan yang tumbuh di sekitar makam Wisnu.

David sedari tadi hanya memperhatikan. Jujur, ia merasa sangat iri dengan Wisnu yang bisa membuat seorang Jessie hingga tak bisa membuka hatinya ke siapa pun lagi seperti sekarang.

Karena David punya maksud tersembunyi.

"Kita pulang sekarang?" tanya David.

Jessie menepuk-nepuk tangannya yang agak kotor. "Yuk, sekarang aja gak papa. Nanti pulangnya takut kemaleman," ujarnya.

Jessie tersenyum kecil saat menatap makam di hadapannya. "Aku pulang dulu, ya. Kalau ada waktu luang lagi aku pasti bakalan kesini,"

Mereka berdua pun mulai keluar dari sekitaran makam dan mulai kembali menuju ke Ibukota yang ramai dan bising itu. Ah, semoga saja tidak macet seperti setiap sorenya.

***

SESAMPAINYA di depan rumah Jessie, David langsung menarik rem dan menurunkan cewek itu pada tempatnya. Sekitar pukul setengah tujuh malam. Tidak terlalu larut juga kan mereka pulang?

"Makasih karena udah ngajakin gue jauh-jauh ke sana," ucap Jessie.

David mengangguk. "Iya, sama-sama. Lain kali kalau lo mau ke sana lagi langsung bilang ke gue. Pasti bakalan gue anterin," jawabnya.

Jessie terkekeh pelan. "Gue enggak ngerti caranya keluar dari masa lalu yang bikin gue tersiksa kayak begini, Dav," ucapnya parau.

David mengernyitkan dahinya kebingungan. "Masa lalu?"

"Gue mau lepas dari Wisnu apa sesulit ini, ya?"

David terdiam. Ia menghembuskan napas panjang. Di lubuk hatinya, jujur ia sendiri juga bingung harus menjawab apa sekaligus ada rasa kecewa serta marah yang datang entah dari mana.

"Sesakit-sakitnya kenangan, mereka pantes buat lo selalu kenang,"

Jessie mengangkat kepalanya, menatap David yang lebih tinggi darinya. Mereka berdua pun secara tak sengaja terlibat kontak mata.

"Gue ngerasa kayak jadi orang gila. Ngerasa kalau Wisnu beneran masih ada di samping gue padahal dia udah enggak ada lagi. Gue bingung, Dav,"

David mengangguk kaku. "G-gue lebih saranin lo buat gak terlalu inget semua hal tentang Wisnu. Mungkin lo gak bakalan ngerasain itu lagi," jawabnya asal-asalan.

Jessie tersenyum lebar, tak lama kemudian ia tertawa. David agak kaget karena respon dari Jessie memang sangat di luar dugaannya.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang