21. Rusak

1.6K 309 98
                                    

MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG SETIA MEMBACA CERITA YANG HANYA UNTUK MENGUSIR KEBOSANANKU DAN SEBENARNYA SAMA SEKALI TAK BERFA'EDAH INI

HAPPY READING!

***
"Memperjuangkan cinta itu tak mudah dan hanya orang tertentu yang bisa membuat sasarannya mengaku kalah,"
***

KEPULANGAN Satria ternyata tak mengundang kebahagiaan dan tatapan rindu dari orang-orang tenpatnya bekerja. Ia malah dimarahi habis-habisan oleh Marina.

"Kamu becus nggak merawat dan mendidik anak saya?! Lihat dia! Sudah kurang ajar!" Ucap Marina menggebu-gebu.

Satria hanya bisa menunduk dalam diam. Sudah biasa jika David berulah, maka ia yang akan menjadi sasarannya.

"Mama! Ini bukan salah Satria!" Sela David.

"Jadi salah siapa? Hah?!"

"Seenggaknya Satria bisa mendidik David dengan baik dan gak pernah ninggalin David walaupun dia bukan orangtua David,"

Deg

Ucapan David begitu menohok bagi Marina. Ia kehilangan kata-kata kasar yang sedari tadi keluar dari mulutnya.

Marina berdecih, "Iya lah. Mana ada anak yang tau Ibunya kerja mati-matian cari uang buat dia dan seenaknya bilang Ibunya gak ngurusin dia,"

Napas David semakin tak terkendali. Pertama kalinya, ia bertengkar dengan Marina sebesar ini. Dan saat ini, suara lembut dari Marina seketika seperti suara petir yang menggelegar.

"Cari uang kan bisa gak sampai buang waktu buat ketemu anaknya sendiri,"

"Heh, kalau Mama bisa, Mama nggak mau lanjutin perusahaan Ayah kamu. Mama mending buka toko, atau jualan apa kalau bisa. Seandainya kamu bukan anak sakit-sakitan, Mama bisa buka toko seperti yang Mama pengen," tambah Marina yang semakin membuat hati David semakin tercabik-cabik.

"David juga gak minta Mama buat sembuhin David kan? Silahkan kejar yang Mama mau. David kalau boleh maunya hidup sendiri kayak Ivan,"

Plak

Tamparan keras mendarat mulus di pipi David meninggalkan jejak merah. Jujur, ini pertama kalinya Marina bermain tangan.

David meraba pipinya yang terasa panas. Air matanya tak terbendung lagi dan mengalir bersama rasa kecewanya kepada Marina.

"Jangan bawa-bawa anak gak berguna itu! Bersyukur harusnya kamu masih ada yang mau ngurusin!" Ujar Marina dengan nada tinggi. Merasa tak bersalah dengan sikap gegabahnya itu.

David menatap Marina tak percaya sekaligus kecewa dengan perilaku spontan Marina. Dadanya terasa sesak dan terasa nyeri untuk bernapas.

"Ivan itu masih sedarah sama Mama dan keluar dari perut Mama. Jangan sebut adik saya dengan sebutan anak tidak berguna!"

David berlari meninggalkan luka yang tersisa di rumah itu. Walaupun dikejar Marina dan Satria, sosoknya sudah berlari jauh.

Brakkk!

Tubuh David membentur aspal dengan keras. Ia sudah berlari sangat jauh dari rumahnya. Rasa kecewanya semakin menebal bersama dengan air mata yang semakin mengalir tanpa henti.

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang