Kirana yang baru tiba di pelataran sekolah menghentikan langkahnya saat melihat salah satu orang tua murid sedang membujuk gadis kecil yang merupakan murid di kelas Kirana.
Perlahan, ia mendekat ke arah mereka dan menginterupsi aksi bujukan tersebut.
"Pagi!"
Via yang tadi membujuk Aurora mengalihkan pandangannya pada guru lemah lembut tersebut. Ia berdiri dan menghadap ke arah Kirana.
"Pagi," balas Via disertai senyum tipis.
"Rora kenapa?" Kirana beralih pada Aurora. Gadis kecil itu langsung memeluk paha Via dan mulai merengek ingin pulang.
"Dia gak mau sekolah." Via yang menjawab lalu kembali menunduk untuk membujuk Aurora.
"Rora Sayang, kan ada Abang Rion, Megumi, Shiro juga. Jadi kamu gak usah takut kalau Ami tinggalin." Via melirik Kirana lalu kembali menatap Aurora. "Ada Miss Kirana juga!" seru Via riang disertai senyuman lebar.
Aurora melirik Kirana lalu menggeleng dan semakin memeluk paha Via.
Via mendesah pelan. "Jadi, Ami harus nungguin kayak kemarin?"
Aurora mengangguk pelan.
"Tapi, Abi sakit Sayang. Gak ada yang jagain di rumah." Via masih berusaha bernegosiasi dengan Aurora yang mulai berpikir. Melihat itu Via harap-harap cemas. Apakah Aurora ingin ditinggal atau tidak?
"Sama Miss Kirana ya, Sayang. Ayo! Abang Rion, Megumi dan Shiro udah nunggu di kelas," ujar Via selembut mungkin. "Kalau Ami gak jagain Abi, nanti Abi gak sembuh terus gak jadi deh kita jalan-jalan akhir pekan nanti," jelas Via lagi membuat gadis kecil itu terlihat berpikir keras. Jelas sekali jika Aurora sedang menimbang apakah harus menurut atau tidak.
"Lola pengen pulang ikut Ami, jagain Abi juga." Via gemas sendiri dengan sikap Aurora yang tidak ada habisnya memiliki ide agar ikut pulang.
"Nanti kalau Rora ikut jagain Abi, Rora bisa ikut sakit lho karena Rora masih kecil." Kirana akhirnya ikut berceletuk membuat Aurora kembali mengerutkan keningnya pertanda kembali berpikir keras.
"Kalau Rora sakit nanti gak ikut jalan-jalan kan di akhir pekan?" Kirana menambahkan agar mematahkan niat Aurora untuk ikut dengan Via dan tidak bersekolah.
Akhirnya anggukan pelan yang dilakukan Aurora membuat dua wanita dewasa tersebut menghela nafas lega.
"Tapi... tapi Ami, nanti pulang sekolah beliin Lola es kim ya?" Aurora kembali mendongak menatap penuh harap pada Via.
"Sure Honey!" Via menjawil hidung mungil Aurora.
Tangan kanan mungil Aurora berpindah pada genggaman tangan Kirana.
"Jangan rewel ya, Sayang. Ada Miss Kirana kalau Rora butuh sesuatu," ujar Via sembari mengusap pelan rambut Aurora yang hari ini diikat dua di sisi kanan dan sisi kiri.
"Kalau begitu saya pulang ya, Miss. Titip anak-anak." Pamit Via menatap Kirana.
"Iya Mam," Kirana mengangguk pelan. Menunggu hingga mobil yang Via kendarai pergi. Kemudian ia menunduk menatap Aurora yang masih melambaikan tangan ke arah mobil. "Ayo Rora, kita masuk kelas. Bentar lagi jam kelasnya dimulai." Ajak Kirana sembari menggandeng tangan Aurora.
Aurora tidak menggerakkan kakinya sama sekali membuat Kirana tidak jadi melangkah dan kembali menunduk menatap Aurora.
"Kenapa?"
Aurora mendongak menatap Kirana. "Um... Lola pengen pipis Miss," ujar Aurora takut-takut membuat Kirana mengelus lembut puncak kepala Aurora agar gadis kecil tersebut tak perlu takut padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...