Iyo menegakkan kepala, balas menatap Via yang sedari tadi mengamatinya yang sedang makan di kantin rumah sakit tersebut.
Senyum geli terbit di wajahnya, meneguk air, ia balas menatap Via dengan pandangan menggoda membuat wanita itu mendengus pelan.
"Kenapa lihatin gue mulu? Masih cinta ya?"
"Gaklah," sahut Via ketus.
Iyo kembali menikmati makanannya.
"Bang Sat..."
"Apa Sayang?" sela Iyo seraya mendengus geli saat melihat ekspresi Via yang berubah kesal. Kakinya menjadi sasaran, diinjak membuatnya mengaduh sakit.
"Astaga Vi! Sakit tau!" Wajah Iyo memerah karena merasakan sakit di kakinya.
"Kamu tuh ya bener-bener nyebelin! Brengsek! Gak ada akhlak..."
"Sebut semuanya aja Vi." Iyo menyela. Mendengus pelan.
"Emang dari dulu kamu gak bisa diandelin jadi orang tua. Kalau gak mau ngurus anak, kenapa bikin?!" Via tidak berhenti mendumel. Memarahi Iyo. Mendapat aduan dari Orion saat tadi bertemu dengan anak itu tadi.
"Ya gimana gak bikin, kan enak." Meski dimarahi, Iyo tetap membalas dengan candaan. Suka mendengar dumelan Via. Ia seakan merasa diperhatikan wanita itu. Cinta pertama dan patah hati pertamanya.
"Ih kesel deh ngomong sama kamu!" desis Via kesal. Lalu meneguk minuman di hadapannya. "Oh iya cewek itu tadi, beneran bakal kamu nikahin?"
"Kenapa sih?" Iyo tersenyum geli.
"Dia jahat. Orion ngadu ke aku tentang 'Tante Jahat' yang sering dateng ke rumah kamu. Dia bilang sering dimarahin terus lengan Rora merah karena ditarik perempuan itu. Cukup kamu ya gak becus jaga si kembar, jangan sampai istri kamu nanti juga gak becus!"
Via menghela nafas pelan. Merasa begitu kesal luar biasa dengan kelakuan Iyo.
"Kalau kamu gak peduli sama si kembar, mending aku yang ngurus mereka deh!"
"Kalau mau ngurus si kembar, nikah sama gue. Lo buang aja tuh si omes."
"Bang Sat!" jerit Via tertahan. Sedangkan Iyo tertawa puas. Merasa bahagia membuat wanita itu kesal.
"Kalian kenapa sih?" Sosok Malvin bergabung duduk dengan mereka. Duduk di sebelah Via.
"Tuh. Bang Sat nyebelin banget. Dinasehatin malah bikin kesel!" gerutu Via. Mengadu pada Malvin.
"Walaupun mulut lo keluar busa, dia gak bakal dengerin," sahut Malvin datar.
Via menghela nafas kasar. Apa yang dikatakan Malvin ada benarnya. Iyo kepala batu. Tidak akan mendengarkan apa yang ia katakan.
"Makanya Vi, tinggalin Anis. Terus kita nikah. Gue janji, bakal dengerin lo."
Via langsung meraih garpu. Secepatnya Malvin meraih tangan Via. Tau watak wanita itu yang tidak pernah main-main atau hanya sekedar mengancam.
"Udah deh Yo!" tegur Malvin pada Iyo yang tertawa. Menggeleng pelan melihat kelakuan dua orang itu yang seperti anak kecil. "Kalian berdua inget umur. Kalian bukan anak kecil lagi."
"Apa sih Koko Mal nyuruh inget umur. Aku gak lupa kok sama umurku!" Via menepis tangan Malvin lalu melotot pada Iyo. "Jangan macam-macam kamu!" desisnya tajam.
"Enggak kok Ya... Via." Iyo mendengus geli melihat pelototan Via semakin tajam.
"Gini ya Koko Mal. Asal Koko Mal tau, si Bang Sat ini mau nikah sama Mak Lampir. Aku gak rela kalau si kembar punya ibu tiri yang kejam!" Via mengadu pada Malvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...