46. Deep Talk

6.9K 813 54
                                    

"Gak disuruh mampir nih?"

Kirana mendengus geli mendengar pertanyaan Iyo. Ia yang telah bersiap keluar dari mobil, mengurungkan niatnya.

Semenjak di perjalanan pulang, mereka tidak saling bicara. Memulangkan Orion dan Aurora dulu di rumah, lalu pria itu mengantarnya ke apartemen. Kirana pikir Iyo marah karena kencan pertama mereka gagal karena Orion dan Aurora ikut.

Padahal, Kirana sengaja karena ingin Iyo lebih dekat dengan si kembar.

"Aku kira Mas marah?"

Iyo tidak menjawab, ia memutar mobilnya. Masuk ke area basement. Meski Kirana tidak menawarkan untuk mampir, ia tetap akan mampir. Kalau bisa akan menginap.

Jika tidak bisa kencan berdua tadi, nanti saja di apartemen Kirana.

Senyumnya merekah. Bersiul pelan karena merasa tidak sabar berduaan dengan Kirana.

Kirana menangkap ekspresi Iyo yang tidak sekecut tadi. Pria itu berbinar membuatnya sedikit curiga. "Kalau Mas rencanain yang enggak-enggak. Mending gak usah mampir deh."

Iyo tertawa, segera keluar dari mobil. Berlari untuk membuka pintu mobil. Meraih tangan Kirana saat wanita itu turun.

Keduanya bergandengan tangan menuju ke arah lift.

"Aku laper lagi." Kirana menoleh menatap Iyo. Mengulum senyum mendengar perkataan pria itu.

"Mau makan apa?"

Iyo menoleh membalas tatapan wanita itu. Mereka hanya berdua di dalam lift. "Makan kamu."

"Emang kamu kanibal?" Kirana tertawa geli. Lebih dulu keluar dari lift setelah mereka tiba di lantai lima.

Iyo sendiri mengekor. Menatap punggung Kirana. Wanita itu...

Apa memang tidak mengerti atau pura-pura tidak mengerti?

Masuk ke unit Kirana. Ia mengekor kemana pun wanita itu pergi. Bahkan saat hendak masuk ke kamar membuat Kirana mendorongnya pelan. "Jangan ikut!"

"Ikut! Aku takut sendirian di luar."

"Alasan!" Kirana segera masuk ke kamar. Ia ingin mengganti pakaiannya lebih dulu.

Beberapa saat kemudian keduanya telah berada di dapur.

Iyo menatap Kirana yang kedua tangannya begitu cekatan memasak. Membuat nugget ayam asam manis pedas. Lalu tatapannya naik menatap Kirana.

"Dari kapan kamu bisa masak?"

Kirana menoleh sekilas, membalas tatapan Iyo. Lalu kembali fokus menggoreng nugget ayam tersebut.

"Dari kelas enam SD. Awalnya cuma goreng telur sama masak mie sih. Tapi, pas gede ya belajar masak makanan berat." Melirik Iyo yang senantiasa berdiri di sebelahnya. Pria itu tadi ingin membantu, tapi ia melarang. Bahkan menyuruhnya untuk menunggu di ruang tengah. Namun, pria itu memilih menemaninya.

"Mas sendiri bisa masak?"

"Enggak. Cuma bisa makan."

Kirana tersenyum. Mulai mematikan kompor setelah semua nugget ayam tersebut digoreng. Lalu beralih membuat saus asam manis pedas yang akan di campur dengan nugget ayam nanti.

"Mas suka makan apa selain seafood?"

"Ayam kecap buatan Mama." Kirana mengangguk pelan. "Kamu ketemu Mama, ya? Terus tanya resepnya biar kamu bisa masakin ayam kecap buat aku."

Gerakan tangan Kirana yang memotong bawang putih. Menoleh menatap Iyo yang memakan nugget ayam tersebut.

"Maksudnya?"

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang