Iyo sedang berada di club. Tempat yang sangat ramai dan tempat orang menggila. Namun, Iyo hanya duduk dengan tatapan kosong. Sesekali meneguk minuman beralkohol jenis vodka. Entah sudah berapa banyak tenggak ia minum, karena isi botol tersebut tersisa sudah melewati batas tengah.
Beberapa helaan nafas keluar dari mulutnya. Kepalanya begitu pusing. Antara lelah dan memikirkan hubungannya dengan Kirana.
Kirana marah padanya...
Sudah tentu. Adakah seorang ayah yang tega melenyapkan anaknya sendiri? Jika ada. Itu berarti Iyo.
Pikirannya sedang kusut sehingga ia tidak bisa berpikir jernih. Menyuruh Kirana mem...
Memikirkannya saja sekarang ia tidak mampu. Merasa sangat bersalah pada Kirana dan juga calon anaknya.
"Mas Iyo kok sedih gitu?"
Iyo mendelik kesal seraya menempeleng kepala Chito yang baru datang langsung memeluknya.
"Lama banget lo, njing! Bikin gue sendirian kayak orang bego!" gerutu Iyo kesal. Melayangkan tatapan tajam pada Chito, Anis serta Andra.
Memang, ia mengajak teman-temannya ke tempat tersebut. Apalagi setelah semua temannya menikah mereka tidak pernah lagi ke tempat seperti ini. Kecuali Malvin yang memang tidak ingin menginjakkan kaki ke tempat ini. Kecuali, jika diminta untuk menjemput mereka yang telah teler. Tapi, jika disituasi sekarang mungkin Malvin enggan menjadi penjemput lagi karena telah menikah dan memiliki anak.
"Eh si bangsat! Harusnya lo bersyukur kita kesini!" sungut Anis kesal, menempeleng kepala Iyo. Saat melihat gerakan Iyo yang ingin membalas. Ia langsung memasang kuda-kuda. Mengangkat dua tangan ke atas, juga kaki sebelah kirinya diangkat.
"Apa sih lo?" Andra tertawa melihat tingkah Anis. Menoyor kepala Anis lalu duduk.
"Asik banget! Dah lama gue gak ke sini!" Mata Chito jelalatan seperti orang yang baru keluar dari goa. Menatap hamparan orang-orang yang bersenang-senang di tempat tersebut.
"Gue aduin ke Sasa lo!" sahut Anis membuat Chito mendelik kesal.
"Resek banget lo kampret! Gak seneng lihat temennya seneng!" gerutu Chito kesal lalu menuang minuman di gelas kemudian meneguknya. "Ah mantap!"
"Pesen minuman lah!" seru Anis seraya memanggil pelayan.
"Via izinin lo minum?" tanya Andra saat mendengar minuman pesanan Anis. Sedangkan ia hanya memesan minuman non alkohol karena telah berjanji pada Laras jika ia ke tempat ini hanya ingin menemani Iyo.
"Iya dong. Gue udah minta izin." Dengan semangat Anis meneguk minumannya yang telah tiba.
"Kalau enggak minta izin, kepalanya udah dipenggal Via," ejek Iyo.
"Kalau Sasa mah sans aja sih. Yang penting gue gak main cewek ama narkoba. Dia udah tenang," sahut Chito lalu tertawa. "Adanya anak, apalagi udah dua, istri itu dah gak seposesif seperti awal masa nikah. Jadi, ya kita bisa bebas."
"Via enggak. Dia masih posesif," ujar Anis seraya menggeleng.
"Nah kalau bini lo beda spesies!" balas Chito tertawa.
"Yakin Via? Kayaknya lo deh," ejek Andra ikut tertawa.
Menyadari jika Iyo tidak ikut nimbrung bicara membuat Anis memicingkan mata menatap pria itu. "Sebenarnya lo kenapa Yo? Tumben lo ajakin kita ke sini. Apalagi lo udah nikah."
Kini Chito dan Andra ikut menatap Iyo yang langsung menaruh gelas ke atas meja.
"Udah pasti berantem nih ama istri!" duga Andra seraya tertawa mengejek, Chito ikut, apalagi Anis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
Fiksi Umum》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...