22. Dibully

6.2K 782 19
                                    

Rumah bergaya klasik tersebut di penuhi beberapa mobil mewah di pekarangan rumahnya. Meski acara aqiqah untuk putra mereka diadakan seminggu lagi, tapi para sahabat datang berkunjung untuk menjenguk ibu dan bayi baru pemilik rumah tersebut.

Impian ingin memiliki seorang putri harus pupus karena yang lahir di dunia seorang putra. Membuat kakaknya yang juga penuh harap memiliki adik kecil seorang perempuan sedikit tidak menyukai adiknya yang berjenis kelamin laki-laki.

Apalagi, saat ejekan dari teman-temannya membuatnya semakin kesal luar biasa.

"Ih Dedek Zelo ganteng. Gak kayak kamu jelek!" ejek Megumi usai mengamati adik Shiro yang terlelap di atas ranjang.

Seminggu tidak bertemu membuat dua bocah itu mengejek satu sama lain.

"Biarin! Daripada kamu gak punya adik!" sungut Shiro kesal.

Megumi langsung memamerkan boneka bayinya yang bernama Omega. "Aku punya adik bayi juga!" serunya tidak mau kalah.

"Tapi gak hidup!" Lalu Shiro menatap adiknya. Tangannya yang gempal menguyel-uyel pipi adiknya. Hingga adiknya menangis. "Tuh! Adikku hidup."

Orion langsung menjitak kepala Shiro karena membuat Zelo menangis. Tangan mungilnya menepuk-nepuk paha Zelo yang tidak berhenti menangis.

Megumi dan Shiro masih saja beradu argumen. Membuat Orion kelimpungan sendiri menenangkan Zelo. Padahal bukan dia kakak dari adik bayi itu.

Tatapannya tertuju pada Regan yang bermain sendirian dengan mainan Shiro yang berantakan. "Re!" panggilnya pada bocah dua tahun itu yang langsung menatapnya.

"Panggil Tante Sasa. Dedek Zelo nangis!"

Namun, Regan tidak mengacuhkannya. Bocah itu memilih bermain. Orion mendengus pelan melihat tingkah Regan.

"Shiro, adik mu nangis!" Tangannya pun melempar bantal pada Shiro.

"Biarin!" ujar Shiro tidak peduli. Memilih bergabung bermain bersama Regan. Merampas mainannya dari bocah itu lalu melotot tajam saat mata sipit Regan menatapnya.

Bukannya takut, Regan malah meraih mainan lain lalu melemparnya pada Shiro. Alhasil kini Shiro bertengkar dengan Regan.

Sementara itu Megumi kembali bergabung dengan Orion dan Zelo yang masih menangis. Ia mencari botol susu. Mengingat jika seorang bayi menangis pasti akan mimik susu. Tapi, tidak ia temukan.

"Dedek Zelo kayaknya mau mimik susu," ujarnya pada Orion.

"Ya udah kamu kasih." Suruh Orion.

"Aku gak punya susu."

Tatapan Orion tertuju pada dada Megumi lalu kembali menatap gadis itu. "Gak ada isinya?"

Megumi mengangguk polos.

Mari abaikan percakapan dua bocah itu. Kembali pada Shiro dan Regan yang kini saling berguling. Regan yang lebih muda, tentunya kalah kekuatan dari Shiro sehingga bocah dua tahun itu menangis keras.

Alhasil kamar tersebut diisi suara tangisan Zelo dan Regan secara bergantian.

"Berisik!" sentak Megumi, merasa terganggu dengan tangisan mereka.

Orion pun keluar dari kamar lalu berteriak jika Zelo dan Regan menangis.

"Kok bisa nangis?" tanya Sasa seraya memangku Zelo. Mulai menyusui bayi berusia dua belas hari tersebut.

"Pipinya dicubit Shiro," adu Megumi. Sasa langsung menghunuskan tatapan tajam pada Shiro yang melengos membuang pandangan.

"Terus Shiro juga mukul Regan?" Kini Shiro berhadapan dengan Auri yang menenangkan Regan bersama Malvin yang menggendong Regan.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang