Kirana menempelkan pola berbentuk karakter kepala binatang di pintu kelas Jasmine 2. Dibantu oleh Risa. Para murid yang baru berdatangan menyapa mereka. Beberapa di antaranya menatap gambar-gambar tersebut.
Saat Kirana hendak mengambil pola berbentuk kepala karakter unicorn, ia mengernyit saat tidak mendapatkannya. Lalu menoleh saat menyadari salah satu muridnya telah berdiri di sebelah kardus tempat ia menaruh pola tersebut.
Kedua mata bulat itu berbinar menatap pola berbentuk kepala unicorn tersebut yang di beri warna ungu, biru dan pink. Warna yang menjadi ciri khas unicorn.
"Hei Rora! Mau bantu Miss tempelin di pintu?" tanya Kirana lembut. Perhatian gadis kecil itu beralih padanya. Ia pun tersenyum sembari menunjuk ke arah daun pintu di bagian yang masih kosong.
"Gak mau," cicit Aurora seraya menyembunyikan gambar tersebut ke balik punggungnya. Menatap Kirana dengan pandangan takut.
Kirana tersenyum lembut. Seketika mengingat pertemuan pertamanya dengan Aurora. Gadis kecil itu menatap case ponselnya dengan pandangan berbinar dan bernyanyi lagu tentang unicorn.
Semua aksesoris Aurora bergambar unicorn. Mulai dari tas hingga sepatu. Ia mengingat jika pakaian dalam Aurora juga bergambar unicorn.
Ternyata gadis kecil itu pecinta unicorn.
Makanya Kirana memberikan pola unicorn tersebut pada Aurora.
"Makasih Miss," ujar Aurora pelan lalu berlari menghampiri bangkunya. Memamerkan gambar unicorn tersebut pada teman sebangkunya.
Melihat senyuman lebar Aurora membuat Kirana ikut tersenyum.
Ia pun membantu Risa membereskan peralatan untuk menempel pola berkarakter binatang. Kemudian memulai kelas setelah bel berdenting.
Seperti biasa menyapa para murid. Mengajak mereka berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing kemudian bernyanyi.
Beberapa saat kemudian kelas tersebut hening karena para murid berkonsentrasi menggambar sesuai dengan keinginan mereka.
Kirana dan Risa mengawasi para murid. Sesekali mereka mengajarkan mewarnai dengan cara yang benar.
Kirana singgah di bangku yang berisi empat muridnya yang selalu menarik perhatiannya. Bangku tersebut kerap kali mendapat teguran darinya maupun dari Risa karena sering kali membuat keributan.
"Kok warna gunungnya merah? Harusnya hijau!" tegur Megumi setelah mengintip ke arah buku gambar Shiro. Bocah laki-laki itu menggambar pemandangan desa, di mana ada gunung, sawah, jalan setapak dan juga sebuah rumah.
"Suka-suka aku dong!" balas Shiro sengit, lalu melirik gambar Megumi. Kemudian tertawa mengejek. "Daripada kamu, gambar monster!"
Megumi menatap gambarnya lalu kembali menatap Shiro. "Ini bukan monster! Ini aku dan Orion!" seru Megumi tertahan.
Gadis kecil itu bermaksud menggambar dua orang yang bentuknya tidak karuan. Yang jelas hanya bentuk tangan dan kaki yang di tarik lurus serta kepalanya yang berbentuk lingkaran tidak sempurna. Warnanya pun keluar lingkaran. Bahkan Megumi mewarnai di bagian wajah. Gambar yang di maksud dirinya berwarna pink sedangkan untuk gambar Orion berwarna cokelat.
Sangat buruk tentunya. Itulah yang membuat Shiro mengejek gambar Megumi monster.
Orion yang melihat gambar Megumi mengerjap pelan, lalu ia menatap gambarnya. Bocah laki-laki itu juga menggambar dirinya dengan Megumi. Gambarnya jauh lebih rapi dari Megumi. Pun ia belum mewarnai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...