45. Kencan

6.3K 862 68
                                    

Kirana tersenyum saat masuk ke mobil, lalu menoleh ke belakang menatap Orion yang terlihat heran.

Tentu saja bocah itu heran. Pasti bertanya-tanya kenapa Papinya menjemput gurunya.

Iyo yang diam mengamati, segera menegur Orion yang sama sekali tidak membalas sapaan Kirana.

"Rion, kenapa gak sopan?!" tegur Iyo tegas.

"Mas, masih pagi lho ini," desis Kirana lembut. Lalu menoleh kembali menatap Orion yang tatapannya tertuju pada jendela mobil. "Rion sudah sarapan?"

"Sudah, Miss." Orion menjawab malas hanya sekilas menatap Kirana.

"Kenapa Papinya gak ditanya juga?" Kirana beralih menatap Iyo yang fokus menyetir. Mendengus geli, "Harus dong Sayang!"

Kirana melotot, lalu melirik Orion. Melarang Iyo menunjukkan kedekatan mereka lebih dulu di depan Orion. Pasti anak itu sekarang memiliki banyak pertanyaan di kepalanya.

Tidak lupa ia mencubit lengan Iyo membuat pria itu mengaduh pelan.

"Kenapa sih?" Iyo mendengus geli seraya melirik Kirana yang wajahnya merona.

"Ada Orion," jawab Kirana pelan.

"Ya, enggak pa-pa dong." Iyo melirik sekilas Orion yang duduk di belakang. Lalu menatap Kirana sejenak kemudian kembali fokus menyetir.

Tidak berapa lama mereka tiba di sekolah. Orion langsung saja turun tanpa berpamitan pada Papinya membuat Iyo memicing kesal menatap punggung mungil anaknya itu.

"Sikapnya Rion seperti itu dari kamu sendiri, Mas." Iyo kembali menatap Kirana yang melepas sabuk pengaman. Kekasihnya itu lalu menyunggingkan senyuman lembut.

"Kenapa kamu ngomong gitu?"

"Terus Mas mau ngomong kalau saya sebagai gurunya gak ngajarin dia sopan santun?"

Iyo menghela nafas pelan. Apa yang dikatakan Kirana ada benarnya juga. Jika sikap Orion yang cuek padanya, berawal dari dirinya sendiri.

"Aku!"

Kirana menatap heran Iyo. "Kenapa Mas?"

"Jangan pake 'saya'. Kita udah pacaran."

"Tapi, Mas ju..." Perkataan Kirana berhenti saat Iyo mencodongkan tubuh ke arahnya. Dengan wajah yang berjarak dekat sehingga ia bisa merasakan hembusan nafas Iyo.

"Aku kenapa?" ujar Iyo pelan. Lalu tatapannya tertuju pada bibir Kirana. Yang dilapisi lipstik. "Boleh gak kalau aku bikin lipstikmu belepotan?"

Kirana mengerjap lambat, tatapannya turun ke bawah. Tepat di bibir Iyo. Lalu ia menatap Iyo, "Ya?"

Iyo hanya mengecup sekilas bibir Kirana membuat wanita itu membeku di tempatnya sama sekali tidak berkedip membuatnya tersenyum geli. "Nanti aja ya pas kita kencan. Kalau sekarang. Pasti kamu kewelahan rapihin lipstik kamu."

Kepala Kirana masih kosong, ia menatap Iyo yang tersenyum manis menatapnya. Dengan kaku, ia segera pamit.

Saat turun, ia lupa menutup pintu, tapi kembali lagi lalu menutup pintu mobil tersebut. Berjalan tergesa-gesa masuk ke gedung sekolah.

Iyo sendiri tersenyum bodoh. Menyalakan tap mobil lalu bernyanyi dengan suara kencang.

Paginya hari ini berbeda dengan paginya dengan hari kemarin.

Meski cuaca sedikit mendung, tapi bagi Iyo sangat cerah. Secerah senyumnya yang tidak pernah luntur hingga tiba di kantornya.

Salah satu pendiri TravelSaN itu menyapa para karyawannya.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang