53. Liburan

7.2K 825 75
                                    

Kirana menggeliat pelan. Ia berusaha membuka kelopak matanya yang terasa berat. Menghela nafas panjang, ia menoleh menatap Iyo yang telah bangun. Tersenyum menatapnya.

Mendengus geli, ia mendorong pelan pipi Iyo agar berhenti menatapnya. Karena ia masih malu setelah kejadian semalam.

Meski keadaan remang dan ia tidak melihat secara langsung Iyo yang menikmati buah dadanya, tetap saja Kirana merasa malu. Dan bisa mengingat bagaimana rasanya semalam. Hanya mengingatnya saja darahnya berdesir pun tubuhnya meremang.

"Morning Sayang. Morning kiss-nya mana?" sapa Iyo pelan dengan suaranya yang berat khas orang bangun tidur. Sepertinya pria itu juga baru bangun.

Bibirnya dimajukan bersiap menerima ciuman Kirana, tapi wanita itu menggeleng pelan membuatnya cemberut. Semakin mengeratkan pelukan hingga dagunya berada di pundak Kirana.

"Kalau nenen, boleh?" Tertawa saat Kirana menepuk tangannya yang meraba-raba buah dada wanita itu.

"Mas apain sih sampe aku ngerasa sakit?" keluh Kirana merasakan buah dadanya kebas dan semalam pun terasa ngilu. Ya, meski akhirnya ia mendesah nikmat.

"Cuma hisap doang." Iyo menyengir. "Sama gigit juga. Diputar, dijilat, habis itu dicelupin masuk ke mulutku."

Kirana tertawa, begitupun Iyo.

"Mas pikir oreo?"

"Sayang, mau susu. Semalam belum puas," pinta Iyo memelas. Kurang lebih enam tahun tidak pernah menyentuh seorang wanita membuat hasratnya menggebu-gebu apalagi sekarang dengan orang yang dicintainya.

"Lola juga mau susu."

Seketika mereka berdua menoleh menatap Aurora yang telah bangun. Mata gadis kecil itu mengerjap imut.

"Em... iya Mami buatin." Segera Kirana bangun dan tidak menyadari jika ia telanjang dada sehingga dadanya terlihat jelas. Penuh dengan bercak merah.

"Teteknya Mami merah-merah. Digigit nyamuk ya?" tanya Aurora polos menunjuk dada Kirana.

Kirana langsung menyilangkan tangan di depan dadanya, ia menoleh pada Iyo yang terkikik. "Papi yang gigit," sahut pria itu yang membuatnya melotot.

"Mas!" Kirana menepuk lengan Iyo, menyuruh pria itu mengambil baju kaosnya yang dilempar di bawah.

Segera Iyo meraih baju tersebut memberikannya pada Kirana.

Usai memakai baju, Kirana mengajak Aurora masuk ke kamar mandi. Buang air kecil dan membasuh muka.

Orion belum bangun, masih bermimpi indah.

*****

Kedua mata Aurora berbinar menatap aquarium di hadapannya. Banyak sekali ikan badut yang berenang kesana kemari di dalam sana.

Ia menoleh menatap Orion, memanggil kakaknya itu untuk melihat ikan.

"Abang, Lihat deh. Banyak ikan nemo."

Orion pun mendekat. Ia juga berbinar menatap ikan tersebut.

"Adek juga mau kayak gini," gumam Aurora yang membuat Orion menoleh.

"Pulang dari sini, kita minta di Ami," ujar Orion. Kerap kali mereka menginginkan sesuatu, pasti akan meminta pada Aminya Megumi, daripada ke Papi.

"Kalau minta di Mami?" yanya Aurora. Orion hanya diam. Mengamati ikan di dalam aquarium tersebut. "Abang seneng gak punya Mami?"

Orion kembali menatap adiknya. "Kenapa kamu nanya gitu?"

"Soalnya Adek lihat Abang gak suka Mami."

"Suka kok. Apalagi bikin kamu seneng." Orion tersenyum singkat lalu kembali mengajak Aurora melihat ikan badut tersebut. Mengajak Aurora berlomba menghitung jumlahnya ikan tersebut.

Love Makes HappyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang