Kirana sedang meratakan toner di permukaan wajahnya. Menatap pantulan dirinya di depan cermin di hadapannya tersebut. Sesekali matanya melirik sosok Marisa yang sedang tengkurap di atas ranjang miliknya.
Gadis itu sedang menyusun rencana untuk merayakan ulang tahun Adrian.
Gagal memberi kejutan tepat di hari ulang tahun Adrian karena kehadiran Malik di apartemen. Maka, ia merubah rencana. Memberikan kejutan Adrian di hari selanjutnya saja.
Malik baru pergi dari apartemen besok. Itu kata kakaknya tadi. Ia sudah mengkonfirmasi. Mudah-mudahan saja Malik langsung pergi besok pagi, agar sorenya ia bisa berangkat ke Malang.
"Menurut Kak Kiki, aku kasih prank Adrian atau gak usah?" Marisa yang tadi tengkurap kini beringsut duduk. Membalas tatapan Kirana lewat pantulan cermin.
"Emang kamu mau prank apa?"
"Bilang aku gak jadi dateng karena Abang larang aku pergi. Terus besok aku kasih dia kejutan deh. Bagus kan?"
"Bagus." Kirana mengacungkan jempol. Ia bisa melihat Marisa kembali berkutat dengan ponselnya.
"Oh iya Kak?"
"Apa lagi?" Kirana tidak menatap Marisa. Ia sedang sibuk mencari pelembab bibirnya.
"Jadi perjodohan Kak Kiki dibatalin?"
Menemukan pelembab bibirnya, ia kembali menghadap ke arah cermin lalu mengangguk seraya mengoleskan pelembab tersebut ke bibirnya.
"Yah gak jadi pake baju bridesmaid dong." Marisa terkikik diikuti Kirana.
"Apa sih Dek?" Kirana menggeleng pelan. Mulai merapikan produk skincare wajahnya.
"Eh ada chat-nya Kak Rali, katanya udah tiba di Bali dengan selamat. Cuma sedikit muntah aja sih karena mabuk udara." Marisa membaca pesan dari Rali yang baru masuk di ponsel Kirana.
Kirana berdiri, meraih ponselnya. Membalas pesan kakak iparnya itu.
Memang Rali dan Harsa telah pulang ke Bali karena keduanya memiliki pekerjaan.
Kirana keluar dari kamar, berniat untuk mengambil minuman yoghurt.
Tatapannya tertuju pada Malik yang berada di balkon. Pria itu sedang berdiri di sana. Sepertinya sedang merokok.
Ia pun melanjutkan langkahnya ke arah kulkas.
Mengambil minuman yoghurt sebanyak dua botol. Lalu melangkah mendekati Malik.
Menyadari kehadiran Kirana, Malik mematikan rokoknya. Ia pun menerima botol yoghurt dari Kirana.
"Kamu udah mau balik besok?" tanya Kirana menatap Malik dari samping. Ikut berdiri menghadap ke arah depan. Melihat pemandangan malam kota.
"Iya. Kangen masakannya Mama." Malik tersenyum kecil. Lalu meneguk yoghurt tersebut.
Kirana ikut tersenyum kecil. Lalu ikut menatap ke arah depan seraya menikmati minuman yogurt tersebut.
"Jadi... perjodohan kamu beneran batal?" Kini Malik yang menoleh menatap Kirana.
"Iya."
"Berarti Tante Rita gak bakal neror kamu lagi soal perjodohan?"
"Enggak lagi." Wajah Kirana berubah sendu.
Memang, ia tidak akan direcoki tentang perjodohan lagi, tapi hubungannya dengan Ayah sedikit meregang karena kejadian kemarin.
Ada perasaan senang, tapi ada juga perasaan sedih.
Meski Ayah tidak pernah perhatian dan peduli padanya, tapi ikatan batin seorang anak pada ayahnya tidak bisa Kirana hilangkan. Kirana tetap menyayangi Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...