Kirana sedang menunggu pesanannya yang sedang dibungkus di restoran Jepang. Duduk di bangku khusus menunggu pesanan. Sesekali matanya menatap nomor antrian di layar yang tergantung di atas kasir.
Masih ada dua nomor antrian setelah dirinya.
Jadi, ia kembali fokus pada ponselnya. Bertukar pesan dengan kakak iparnya. Turut berduka karena kakak iparnya tersebut mengalami keguguran.
Kalau saja Kirana tidak sibuk dan tempat tinggal kakak iparnya itu tidak berada di luar pulau, ia akan datang berkunjung.
Rali ingin melakukan panggilan video. Katanya begitu merindukannya, tapi ia menolaknya. Berkata jika ia berada di luar. Di apartemen saja nanti mereka melakukan panggilan video.
Kakak iparnya tersebut mengiyakan membuatnya tidak lagi fokus pada ponselnya.
Segera berdiri saat nomor antriannya disebut. Mengambil pesanannya setelah memeriksa apakah sesuai dengan yang ia pesan.
"Ki-Kirana?"
Panggilan tersebut saat ia hendak keluar dari sana menghentikan langkahnya. Menoleh.
Matanya membulat saat menemukan Naka yang berjalan menghampirinya.
"Hei Naka!" sapanya dengan suara yang begitu lembut membuat senyum Naka semakin tersungging lebar.
"Hai Ki. Apa kabar?"
"Aku baik." Mata Kirana beralih pada sosok anak kecil yang baru saja tiba di dekat Naka. Menggandeng tangan Naka. "Anak kamu?"
"Iya," jawab Naka lalu menunduk menatap putranya. "Lio, ayo kenalan sama Tante Kirana."
Kirana tersenyum pada putra Naka sembari mengulurkan tangannya. Tangan mungil Lio meraih tangannya, tidak lupa mencium punggung tangannya.
"Pintar banget sih," ujar Kirana seraya mengusap kepala Lio. Lalu kembali menatap Naka.
"Iya dong. Kan anakku." Keduanya saling melempar senyum.
"Permisi! Kalau ngobrol jangan di depan pintu," sahutan tersebut membuat mereka teralihkan.
Segera Naka menarik lengan Kirana, agar menjauh dari pintu.
Kirana meringis pelan seraya meminta maaf pada sosok pria yang ia halangi masuk ke restoran tersebut.
Mereka pernah bertemu di salah satu restoran di mall beberapa minggu yang lalu.
Sosok yang entah kenapa membuatnya teringat akan sosok Orion.
Pria itu berlalu masuk dan Kirana masih mengamati membuat Naka menegur.
"Kenal?"
Kirana menatap Naka lalu menggeleng pelan. "Enggak. Tapi pernah ketemu."
"Oh... em.. mau pulang?" tanya Naka yang diangguki Kirana. "Ya udah aku anterin."
Segera Kirana menolak dengan cara halus. "Eh enggak usah."
"Lho kenapa? Ayo! Lagian aku juga gak ada keperluan lain." Ajak Naka seraya membuka pintu, membiarkan Kirana keluar lebih dulu.
"Istri kamu mana?" tanya Kirana. Mengira jika Naka bersama keluarga kecilnya makan di restoran tadi.
"Em.. aku udah cerai," jawab Naka sambil lalu menuju mobil seraya menggandeng tangan Lio.
Langkah kaki Kirana berhenti. Mengamati Naka yang mengangkat Lio naik ke mobil. Lalu pria itu membuka pintu mobil depan bagian penumpang sembari menatapnya.
Mau tidak mau Kirana pun melangkah lalu naik.
"Lio lagi apa?" tanya Kirana seraya menoleh ke belakang menatap Lio yang duduk nyaman di baby seat menggunakan sabuk pengaman. Anak berumur tiga tahun itu sedang menatap layar ponsel yang menampilkan animasi anak-anak yang sedang bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...