Pulang dari sekolah, Aurora langsung menyuruh salah satu ART yang bekerja di rumah untuk menyiapkan puding yang akan ia berikan untuk Papi. Ingin meminta maaf, agar Papi tidak marah padanya.
Sengaja tidak ikut ke rumah Megumi, meski Orion ke sana.
Ingin menunggu Papinya pulang. Walau ia tau Papinya pulang di sore hari.
Masuk ke kamar. Mengganti bajunya sendiri. Karena ia telah masuk sekolah, jadi tidak ada lagi pengasuh yang mengurusnya. Itulah yang dikatakan Eyang ketika Mbak Upi yang menjadi pengasuhya pulang kampung dan tidak akan kembali.
Lalu membuka tas ransel bergambar unicorn tersebut. Mengeluarkan kertas kecil yang berwarna ungu. Bertuliskan. 'Maafin Aurora ya Pi :)'.
Tadi Miss Kirana yang mengajarinya menulis kalimat tersebut. Pun Miss Kirana juga mengajarinya mengeja.
Aurora bosan sendirian. Tidak ada Orion yang menemaninya bermain. Hingga ia terlelap di depan televisi yang menyala. Menampilkan film kartun.
ART yang melihat gadis kecil itu terlelap, segera menggendong. Memasukkannya ke dalam kamar bercat warna pink di sisi kiri dengan banyaknya stiker unicorn di dinding kamarnya. Sedangkan di sisi kanan bercat berwarna biru, stiker yang ditempel di beraneka ragam, mulai dari mobil-mobilan hingga karakter kartun superhero.
Entah berapa lama Aurora terlelap, hingga sore hari.
Gadis kecil itu mengerjap pelan. Lalu segera melompat dari tempat tidurnya ketika menyadari jika di luar langit berubah mulai gelap.
Pasti Papinya telah pulang.
Segera ia keluar dari kamar. Berlari dengan dua kakinya yang pendek, menuju ke arah kulkas. Mengambil satu cup puding.
Kemudian masuk ke kamar Papinya dengan mengendap-endap.
Papinya pasti sedang mandi, jadi ia menaruh cup puding di atas meja. Tidak lupa dengan kertas berisi permintaan maafnya.
"Kamu lagi apa?"
Aurora tersentak. Dengan pelan, ia menoleh ke belakang melihat Papinya yang menatapnya tajam.
Kedua tangannya bertaut di belakang punggung, seraya menunduk. Takut melihat Papinya. "Em... Adek mau minta ma.."
"Keluar!" ujar Iyo tegas seraya melengos ke arah lemari untuk mengambil pakaian. Lalu kembali masuk ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya.
Aurora mengusap kedua matanya yang berair. Menatap nanar pintu kamar mandi. "Lola gak boleh nangis," gumamnya pelan pada dirinya sendiri.
Meski Papi menyuruhnya keluar, tapi ia tetap berdiri di tempatnya.
Entah kenapa kedua kakinya terasa berat untuk digerakkan.
Yang ada di pikiran gadis kecil itu saat ini, Papinya harus memaafkannya dan akan mengajak Papinya makan es krim. Hal yang tidak pernah ia rasakan.
Selalu iri jika melihat Abi yang mengajak Megumi makan es krim. Ataupun Om Chito yang mengajak Shiro jalan-jalan.
Sekali pun Papi tidak pernah mengajaknya keluar jalan-jalan.
Kalau ia dan Orion keluar jalan-jalan, pasti selalu Ami yang mengajak. Atau Eyang. Ada juga Om Dera dan Tante Rere. Jalan-jalan bersama Arga.
"Heh! Kenapa masih di sini?!" tegur Iyo, ketika keluar dari kamar mandi masih melihat keberadaan Aurora.
"A-Adek mau minta maaf." Aurora dengan terbata-bata berujar. Antara takut dan terkejut mendengar suara Papi yang keras.
"Iya. Sana keluar," sahut Iyo malas seraya mengibaskan tangan. Menyuruh Aurora agar segera keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Makes Happy
General Fiction》Love Makes Series 5《 • • • Sosok Kirana yang merupakan guru TK. Sangat menyukai anak kecil sehingga membuatnya memilih pekerjaan menjadi guru TK. Tidak pernah mengalami pengalaman cinta, tapi orang-orang di sekitarnya membuatnya mengerti jika cinta...